Vaksin Booster Kedua untuk Nakes di Banggai Menunggu Ketersediaan Moderna

oleh -
Kegiatan vaksinasi yang dilaksanakan BIN dan Dinkes di salah satu titik di Kabupaten Banggai. (FOTO: IST)

BANGGAI – Kegiatan vaksinasi Covid-19 yang dikerjasamakan Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Sulawesi Tengah (Sulteng) dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banggai, sudah memasuki akhir termin kedua.

Kerja sama termin kedua itu telah dimulai sejak tanggal 15 Juli sampai 14 Agustus 2022.

Di termin kedua, Dinkes dan BIN juga sudah melaksanakan vaksinasi booster kedua atau dosis empat yang dikhususkan kepada tenaga kesehatan (nakes). Namun pelaksanaannya sendiri masih terkendala stok vaksin jenis Moderna yang terbatas.

Ketua Tim Vaksinator/Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2), Dinkes Banggai, M Rizal, Ahad (14/08), mengaku bahwa kendala yang dihadapi untuk pelaksanaan booster kedua itu adalah ketersediaan vaksin jenis Moderna di provinsi.

“Yang ada di Dinkes Banggai itu secara umum sudah terpakai semua. Sementara sekarang ini, nakes-nakes kita di Banggai pada umumnya sudah melakukan booster pertama menggunakan Moderna dan sesuai surat edaran yang ada itu, vaksin booster keduanya juga harus menggunakan Moderna. Kalau menggunakan vaksin lain, maka tidak akan terbaca saat diinput dan tidak akan keluar sertifikat vaksinnya,” jelas Rizal.

Meski demikian, kata dia, sejauh ini sudah ada beberapa nakes di Banggai yang telah divaksi booster kedua, menggunakan stok Moderna yang diambil di provinsi beberapa bulan yang lalu.

“Waktu itu belum ada edaran vaksinasi booster kedua untuk nakes, jadi kita cuma ambil 100 dosis saja,” ungkapnya.

Saat ini, kata dia, pihaknya sudah koordinasi ke provinsi, namun berdasarkan informasi dari bagian farmasi, pihak provinsi juga masih mengalami kekosongan vaksin Moderna.

“Jadi kita masih tetap menunggu dan kalau sudah ada maka segera kami jemput,” ujarnya.

Sementara itu, lanjut dia, kerja sama vaksinasi dengan BIN untuk masyarakat umum masih tetap berjalan seperti biasa dan tidak ada kendala. Sebab, kata dia, rata-rata untuk masyarakat umum masih menggunakan Pfizer dan stoknya juga masih banyak.

Hingga berakhirnya kerja sama termin dua dengan BIN ini, tepatnya tanggal 13 Agustus 2022, capaian vaksinasi di Kabupaten Banggai dengan total sasaran sebanyak 263.490 jiwa, yakni untuk dosis satu sudah melampaui target sebesar 100,4 persen atau sebanyak 264.483 jiwa, dosis dua 58,4 persen atau 153.999 jiwa dan booster sebanyak 31.358 atau sebesar 13 persen.

Untuk memaksimalkan pelayanan vaksinasi, Dinkes Banggai tetap memanfaatkan kerja sama dengan enam puskesmas, yaitu Puskesmas Pagimana, Biak, Kampung Baru, Simpong, Nuhon dan Puskesmas Toili 2, ditambah dengan rumah sakit umum dan klinik-klinik yang ada.

Sebelumnya, Subkoord Surveilans dan Imunisasi, Dinkes Banggai, Sulistrianingsih R, SKM, mengatakan, untuk masyarakat umum sendiri, pihaknya tetap fokus ke dosis dua dan tiga karena capaiannya masih rendah.

“Tapi kami juga tetap membuka pelayanan untuk dosis dua dan dosis satu. Walaupun memang kalau untuk dosis satunya kita di Kabupaten Banggai sudah melebihi dari target yang ditetapkan pemerintah,” kata Sulistrianingsih.

Sejauh ini, lanjut dia, kegiatan vaksinasi yang dikerjasamakan dengan BIN berjalan lancar. Tidak ada kendala yang berat dihadapi petugas di lapangan.

“Kami selalu difasilitasi oleh BIN dan setiap hari mereka pantau. Setiap hari juga kita selalu melaporkan hasil kegiatan. Kita tetap menyediakan gerai di fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) yang ada di wilayah kerja masing-masing,” tutupnya.

Sebelumnya, pihak Dinkes Kabupaten Banggai mengaku sangat terbantu dengan keterlibatan BIN dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19.

Menurut M Rizal, BIN sangat membantu dalam hal pengadaan vaksin.

“Biasanya kalau kami mengalami kekosongan, kami mintanya melalui jalur BIN. Jadi kalau ada alokasi vaksin dari pusat, kami di Kabupaten Banggai bisa diprioritaskan,” kata Rizal.

Selain itu, kata dia, BIN juga membantu Dinkes saat melakukan vaksinasi ke pelosok-pelosok, baik dalam hal penyediaan vaksin maupun memfasilitasi hal lain seperti transportasi.

Terkait kendala, lanjut dia, kemungkinan sama dengan yang dialami oleh daerah lain bahkan di seluruh Indonesia, di mana ada masyarakat yang mulai enggan divaksin karena kemungkinan menganggap bahwa kasus Covid-19 sudah mulai berkurang karena sudah ada pelonggaran-pelonggaran.

“Tapi kita sebagai petugas kesehatan bersama BIN tetap berupaya agar tercapai herd immunity di masyarakat, khawatirnya nanti ada gelombang-gelombang covid selanjutnya,” ujarnya. ***