PALU – Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang digelar mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga tingkat kota, diminta agar sejalan dengan visi dan misi pemerintah.

“Saya kira kita telah sepakat untuk menjadikan Palu kota jasa, berbudaya dan beradat dilandasi iman dan taqwa, sehingga menjadi acuan dalam pengusulan program yang ada,” kata Hidayat saat menghadiri kegiatan Musrenbang tingkat Kecamatan Palu Selatan, Senin (18/02).

Hidayat mengingatkan agar semua program, baik jangka panjang maupun jangka pendek, harus menghasilkan tema yang telah diangkat sebagai landasan pembangunan Kota Palu selama lima tahun.

“Pembangunan jangka pendek yakni pada sector jasa, budaya yang harus ditumbuhkan dan dibangun kembali. Jadi tema ini selalu diangkat berdasarkan pada sejarah sebagai upaya kita untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai budaya atau nilai to kaili di masa lalu yang sangat menjunjung tinggi toleransi,” ujarnya.

Menurut Hidayat, Pemkot Palu memiliki slogan “Masintuvu Kita Maroso” yang mengandung arti rasa persatuan dan persaudaraan yang kokoh, menjaga toleransi dan kegotong-royongan dengan membangun kembali budaya kaili yang selalu menghargai siapapun yang datang di Kota Palu.

“Masyarakat kaili sangat menjunjung tinggi toleransi sejak dahulu. Siapapun yang datang, sepanjang darahnya berwarna merah, dia adalah saudara kita,” tuturnya.

Menurutnya, jika nilai itu bisa tumbuh, maka Palu akan aman dan tidak ada lagi konflik karena bangsa ini begitu besar dengan berbagai suku ras dan budaya yang beraneka ragam.

“Pemkot terus menggaungkan bagaimana toleransi itu dibangkitkan kembali di tengah masyarakat,” tutupnya. (HAMID)