PALU – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulteng angkat bicara atas penetapan tersangka dugaan ujaran kebencian terhadap Ustadz Zulkifli M Ali oleh Bareskrim Polri, terkait kandungan ceramah mengenai akhir zaman.
Dalam materi dakwahnya, Ustadz Zulkifli mengatakan, akan terjadi krisis keributan, kekacauan dimana-dimana termasuk di Jakarta. Ia juga mengkritik mengenai revolusi masyarakat Cina di Indonesia dan juga revolusi komunis yang berkolaborasi dengan syiah. Ustadz dengan julukan akhir zaman ini mengatakan Indonesia akan di isi orang Cina komunis.
Menurut Wakil Ketua I MUI Sulteng, H Syamsuddin Chalid, materi dakwah yang disampaikan Ustadz Zulkifli hanyalah sebuah pesan atau peringatan bagi umat Islam. Karena kata dia, esensi dakwah itu adalah peringatan, dan menyuruh orang untuk mewaspadai adannya bahaya yang mengacam masa depan Indonesia.
“Kalau hanya menyampaikan tentang ajaran Islam ya silahkan. Dan mengingatkan bahwa komunisme itu berbahaya. Kalau negara tidak mengambil peran, umat Islam akan mengambil itu,” katanya, di kediamannya, Kamis (18/01).
Dia menganggap, ulama dan para penceramah saat ini tidak diberikan ruang dan peluang menyatakan bahwa ajaran-ajaran tersebut berbahaya dan akan mengacaukan tanah air. Maka lanjut dia, tugas para mubaliglah yang menjadi penerus perjuangan Rasulullah SAW.
Dia juga menambahkan, kejadian tersebut merupakan indikator bahwa suara para ulama mulai dibungkam dalam menyampaikan isi dakwahnya terkait paham-paham yang jauh dari ajaran Pancasila.
“Kalau dakwah dikaitkan dengan radikalisme itu ya bahaya itu. Dakwah ya Islam. Sepanjang ada hubungannya dengan Islam,” tegasnya.
Kader HMI ini era 60-an ini juga mengatakan, kewajiban penceramah adalah untuk menyampaikan ajaran Islam. Begitu pun dengan umat Islam berkewajiban menjalankan ajaran agamanya.
Di bagian lain, Partai Gerindra membandingkan kasus Ustaz Zulkifli Muhammad dengan politikus Nasdem Viktor Laiskodat. Gerindra menilai, penetapan tersangka Zulkifli begitu cepat sedangkan Viktor hingga kini masih dalam proses penyelidikan.
“Kalau mau menegakkan hukum, tegakkan hukum secara berkeadilan. Jangan hukum hanya tajam ke Ustaz Zulkifli tapi tumpul ke Viktor Laiskodat,” kata Wakil Sekjen Gerindra Andre Rosiade.
Menurut Andre, aparat penegak hukum seharusnya berdiri di tengah masyarakat dengan menegakkan hukum secara berkeadilan. Bukan menegakkan hukum dengan cara pilih kasih. “Mereka yang pro terhadap pemerintah dibiarkan sementara yang kontra dan mengkritik dijerat hukum,” kata Andre.
Andre menilai, Viktor juga diduga melakukan ujaran kebencian bernada SARA di sebuah video yang beredar di internet. “Namun hingga kini belum ada kepastian kasusnya,” kata Andre.
Ustaz Zulkifli menjadi tersangka terkait ceramahnya mengenai akhir zaman. Polisi menjadikannya tersangka ujaran kebencian.
Sedangkan Viktor dalam pidatonya beberapa waktu lalu di Kupang, NTT, menuding bahwa sejumlah partai termasuk Gerindra adalah partai pendukung khalifah. Oleh Gerindra dan sejumlah partai lainnya, Viktor dilaporkan ke Bareskrim Polri. (NANANG IP/ROL)