PALU — Dalam Tabligh Akbar peresmian Masjid Raya Baitul Khairaat, Kamis (4/12) malam, Ustadz Prof. Dr. Abdul Somad (UAS) menyampaikan tausyiah yang menekankan pentingnya memakmurkan masjid dengan ilmu. Menurutnya, masjid sebesar Baitul Khairaat akan sangat disayangkan bila hanya digunakan untuk salat tanpa adanya majelis ilmu yang hidup setiap hari.

UAS mengajak agar masjid rutin mengadakan kajian akidah, fikih, dan akhlak sebagai tiga pilar utama pendidikan umat. Ia menyebut ketiganya sebagai titik temu ormas-ormas Islam di Indonesia, mulai dari Al-Wasliyah, Perti, Nahdlatul Ulama, hingga Alkhairaat di Palu. Meski berbeda organisasi, kata UAS, semuanya bertemu dalam akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, fikih mazhab Syafi’i, dan tasawuf sunni sebagaimana yang diajarkan Imam Junaid al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali.

Dalam ceramahnya, UAS juga menegaskan bahwa masjid harus menjadi pusat kegiatan umat. Ia menyinggung kebiasaan sebagian orang yang mudah meninggalkan kewajiban, bahkan di hari-hari penting, serta mengingatkan bahwa aktivitas keagamaan di masjid membawa keberkahan dan memastikan manfaatnya kembali kepada rumah Allah.

UAS kemudian menyoroti kehadiran Perpustakaan Ibn Rushd di lantai bawah masjid. Nama itu diambil dari sosok ilmuwan besar Andalusia, Ibn Rushd yang dikenal di Barat sebagai Averroes seorang filsuf sekaligus ahli fikih yang karya-karyanya menjadi rujukan penting dalam perbandingan mazhab. Ia menambahkan bahwa penamaan perpustakaan tersebut juga menjadi bentuk penghormatan kepada Gubernur Sulawesi Tengah yang bernama Rushd (Rusdi Mastura–Gubernur 2021-2025, red).

UAS mengajak jamaah untuk kembali membudayakan membaca. Ia menegaskan bahwa ayat pertama Al-Qur’an adalah iqra’, bukan ayat tentang zakat atau ibadah lainnya. Ia mengkritik kebiasaan masyarakat yang lebih banyak membaca status media sosial daripada buku, padahal negara-negara maju kini mulai kembali meninggalkan gawai demi pembelajaran berbasis buku fisik karena dianggap lebih efektif.

“Tidak ada alasan untuk tidak membaca. Datang, baca, salat, lalu lanjutkan membaca. Dengan ilmu kita keluar dari kegelapan,” ujarnya.

UAS juga mengajak jamaah dan masyarakat Sulawesi Tengah untuk mengirimkan doa dan dukungan kepada masyarakat Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara yang tengah mengalami musibah banjir bandang. Ia turut mengenang kunjungannya ke Palu sebelum bencana alam 28 September 2018 yang mengguncang Palu, Sigi, dan Donggala.

“Mari kita semua mengirimkan doa kepada masyarakat Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara yang hari ini mengalami musibah banjir bandang,” ucapnya.