PALU – Dalam salah satu sabda Muhammad SAW “siapa yang memenuhi hajat saudaranya lebih baik,  dari pada beri’tikaf di masjidku ini”.

Terkait hadist itu, Ustad  Ali Imron Sulthon  mengatakan, menuju kepada orang-orang yang dalam keadaan butuh, sengasara, untuk kita penuhi kebutuhannya, maka lebih baik daripada beritikaf di masjid.

“Beritikaf di dalam masjid adalah kemuliaan di sisi Allah subhana wata’ala, bahkan bagi orang beritikaf di masjid Nabawi pahalanya berlipat  ganda,” kata Ustad Ali Imron doktor bidang hukum Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Makasar dalam tausyiah pada  jamaah Majelis Itsnain, di Masjid Nurul Khairaat, Kota Palu, Senin (18/1) malam.

Hanya saja, jelas Ustad Ali Imron, beri’tikaf di masjid  merupakan termasuk ibadah individu (pasif), sementara memenuhi kebutuhan orang lain yang membutuhkan termasuk ibadah sosial (aktif).

“‘Berakhlakul karimah ini bagian dari ibadah sosial. Seseorang memiliki akhlak karimah, budi pekerti yang baik lebih besar pahalanya dari pada orang ahli puasa maupun ahli ibadah,” pungkasnya.

Sementara Habib Hasan Al Habsyie dalam tausyiahnya, kata Ali bin Abi Thalib dunia ini bangkai dan orang yang mengejar dunia bagaikan anjing.

Habib Hasan mengatakan, banyaknya bencana melanda daerah-daerah di Indonesia, ini akibat ulah manusia itu sendiri. (IKRAM)