PALU-Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr Budi Sylvana, MARS menekankan pentingnya menjaga kesehatan bagi jemaah haji Indonesia. Mengingat, jumlah jemaah haji Indonesia setiap tahunnya terus bertambah beriringan dengan banyaknya gangguan kesehatan yang mereka alami.
“Pemerintah Indonesia pun menyiapkan berbagai fasilitas yang memadai untuk jemaah haji di Mekkah, Jeddah dan Madinah,” kata Budi Sylvana di kampus Universitas Alkhairaat, Kamis (2/12).
Budi Sylvana mengatakan, data calon jemaah haji Indonesia tahun 2020 lalu, yang berusia 60 tahun ke atas mencapai 34 persen, sedangkan yang memiliki kesehatan beresiko tinggi mencapai 68,01 persen.
Ia juga membeberkan lima penyakit yang paling banyak diderita jemaah haji Indonesia yakni, jantung, stroke, hipertensi, diabetes melitus dan asam lambung.
“Masalah kesehatan haji ini memang mendapat perhatian serius dari pemerintah kita. Apalagi memang, jemaah haji Indonesia merupakan salah satu yang terbanyak di Mekkah,’’ungkapnya saat memberikan kuliah tamu sekaligus berdialog dengan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisa Palu di Aula Fakultas Kedokteran Unisa, Kamis (1/12) pagi.
Pria kelahiran Aceh, 46 tahun silam itu, juga membeberkan jika peningkatan kematian jemaah haji terjadi saat memasuki hari ke-30 pelaksanaan ibadah haji.
‘’Kalau di awal-awal, jumlah jemaah haji masih kurang yang meninggal. Tapi setelah 30 hari ke atas, angkanya sudah mulai melonjak. Makanya perlu mendapat pengawasan serius dari petugas pelayanan kesehatan,”katanya.
Olehnya, manasik kesehatan haji, kata Budi, terus dilakukan agar memberikan informasi kepada calon jemaah haji, khususnya tentang pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan sebelum berangkat, selama ibadah haji dan setelah ibadah haji.
Tujuan manasik itu sendiri, kata dia, untuk meningkatkan pemahaman jemaah haji agar mampu memelihara kesehatan dan mencegah resiko kesehatan secara mandiri sehingga dapat menjalankan ibadah haji sesuai syariat islam.
Budi berharap, Fakultas Kedokteran Unisa juga bisa terlibat dalam pelayanan kesehatan haji, khususnya di tingkat provinsi Sulawesi Tengah. Apalagi jumlah calon jemaah haji asal Sulawesi Tengah juga terus meningkat.
Sementara itu, Rektor Universitas Alkhairaat, (Unisa), Dr Umar Alatas saat membuka kegiatan tersebut mengapresiasi fakultas kedokteran Unisa yang menjalin kerjasama dengan pusat kesehatan haji Indonesia.
Menurut Rektor, kegiatan tersebut tentunya merupakan bagian dari tri dharma perguruan tinggi dan memberikan nilai plus bagi kampus Unisa Palu.
‘’Kita tentunya sangat mengapresiasi langkah ini sebagai bagian dari tri darma perguruan tinggi. Melalui kegiatan ini bisa memberikan nilai plus buat kampus Unisa,’’jelasnya.
Dekan Fakultas Kedokteran dr Andi Mukramin Amran mengatakan, selain sebagai bagian tri darma perguruan tinggi, kegiatan ini sejalan dengan visi misi fakultas kedokteran Unisa, yakni menjadi program studi kedokteran yang berkarakter islami dan berwawasan kesehatan matra dengan perhatian utama pada kesehatan lapangan tahun 2024.
Menariknya, dalam kegiatan kuliah umum ini, turut dihadiri oleh Wakil Wali kota Palu, dr Renny Lamadjido dan sejumlah tamu undangan.
Reporter: IWAN LAKI
Editor: NANANG