PALU – Data terpilah gender dan anak menjadi instrumen penting dalam perencanaan pembangunan yang responsif terhadap kebutuhan perempuan dan anak di Sulawesi Tengah. Data ini tidak hanya membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat, tetapi juga memfasilitasi monitoring dan evaluasi (monev) program secara akuntabel.
Harapan tersebut disampaikan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra, Dr. Fahrudin, dalam pembukaan Rapat Koordinasi (Rakor) Forum Data Terpilah Gender dan Anak Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2024, yang berlangsung di Hotel Jazz, Rabu (16/10).
“Saya sangat menyambut baik dan mengapresiasi Rakor ini sebagai upaya memperkuat kolaborasi dan integrasi data dari berbagai sektor,” ujar Fahrudin yang membacakan sambutan lengkap Pj. Gubernur Sulteng pada acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulteng.
Fahrudin juga menekankan empat aspek penting dalam pengelolaan data terpilah gender dan anak untuk mendukung Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA). Empat aspek tersebut mencakup akuntabilitas data, kolaborasi antarsektor, pemanfaatan teknologi, serta penggunaan data untuk kebijakan yang inklusif.
“Data terpilah ini bukan hanya sekadar statistik, tetapi harus menjadi alat strategis untuk mewujudkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak yang lebih baik di Sulawesi Tengah,” tegasnya.
Lebih lanjut, Fahrudin menambahkan bahwa pembangunan yang responsif terhadap gender dan ramah anak merupakan bagian dari cita-cita luhur bangsa, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
“Semoga forum ini bisa dimanfaatkan secara maksimal sebagai wadah untuk bertukar informasi, berbagi pengalaman, dan mencari solusi atas berbagai tantangan dalam pengelolaan data gender dan anak di Sulawesi Tengah,” pungkasnya.
Rakor ini dihadiri oleh sekitar 40 peserta, yang terdiri dari operator SIGA, pejabat DP3A provinsi dan kabupaten/kota, serta mitra kerja. Narasumber dalam acara ini berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulteng dan para penggiat kesetaraan gender serta perlindungan anak.
Reporter: ***/Irma