BALUT – Unversitas Tadulako (Untad) menyosialisasikan Program Studi (Prodi) Akuakultur, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Peternakan (Fapetkan) kepada para siswa kelas tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Banggai di Bentean, Kabupaten Banggai Laut (Balut), Kamis (26/01).
Mahasiswa Fapetkan Untad, Intan Maasily, mengatakan, rencananya sosialisasi akan dilakukan di semua Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Tetapi karena terbatas waktu, pihaknya mencoba menyasar beberapa sekolah saja agar efisien.
“Kita coba SMKN 2, SMK Maritim dan SMK Perikanan,” ujar Intan.
Pada kesempatan itu, Intan menjelaskan bahwa luas wilayah lautan lebih besar dibandingkan dengan daratan. Karenanya, mempelajari tentang budidaya perairan/perikanan menjadi penting.
“Di Balut, orang hanya memelihara ikan, bukan budidaya ikan. Memelihra ikan itu, kita hanya membesarkan ikan dari ukuran kecil ke sedang atau besar dengan memberi makan. Tapi kalau budidaya, ada proses mengawinkan ikan, hingga memproduksi benih,” jelasnya.
Intan juga menyampaikan besaran biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Fapetkan yang terbilang murah dibandingkan dengan fakultas atau jurusan lain.
Ia juga menyebutkan mengenai peluang beasiswa yang bisa diakses untuk membantu biaya perkuliahan, jika terkendala ekonomi. Beasiswa tersebut, di antaranya KIP, BBM, BI, Supersemar, Djarum, Pertamina, Astra Indonesia, Indofood dan lainnya.
“Tapi ketika ingin kuliah, tanya baik-baik ke diri sendiri, dan diskusikan dengan orang tua. Jangan memaksa, jangan kuliah hanya karena gengsi, atau ikut-ikutan teman. Kalau misalnya memang mau kuliah tapi ekonomi keluarga tidak mendukung, bisa sambil kerja, bisa cari dan upayakan beasiswa,” imbuh Intan.
Yang terpenting, kata dia, jangan memaksakan keadaan. Jika ingin istirahat satu atau dua tahun, lalu bekerja, kemudian kuliah, juga tidak mengapa.
“Kalaupun tidak memilih kuliah, bekerja saja, juga tidak apa. Jangan malu,” tegasnya.
Ketua Jurusan Agribisnis, Tanaman Pangan, dan Holtikultura (ATPH) SMK Negeri 2 Banggai, Siti Mudrika, mengatakan, sekolah memang menjadi ruang bagi kampus untuk sosialisasi. Menariknya, kata dia, sosialisasi dari Untad tidak hanya memaparkan tentang jurusan, tetapi memotivasi bahwa bukan menjadi keharusan mereka untuk kuliah. Karena tujuan kuliah itu belajar, dan belajar bisa di mana saja.
“Apalagi, kebanyakan anak-anak berasal dari keluarga yang kurang mampu jadi sulit mengakses pendidikan. Barangkali setelah lulus SMK, ada anak-anak yang ingin jadi nelayan atau petani untuk membantu orang tua mereka. Tidak apa-apa kalau demikian, mereka tetap bisa belajar di mana saja,” terangnya.
Reporter : Iker
Editor : Rifay