Untad Memanas Lagi

oleh -
KANAN: Suasana saat bentrok mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Teknik, Untad, Jumat (04/05). KIRI: Dua mahasiswa Fakultas Teknis saat diamankan oleh pihak kepolisian. (FOTO: MAL/YAMIN)

PALU – Suasana kampus Universitas Tadulako (Untad) kembali memanas setelah dua kelompok mahasiswa dari Fakulats Tehnik dan Fakultas Kehutanan, terlibat saling serang, Jumat (04/05), sekitar pukul 10.00 Wita.

Kejadian serupa juga pernah terjadi di lingkungan kampus tersebut, belum lama ini.

Pantauan media ini, dengan tiba-tiba mahasiswa Tehnik melakukan penyerangan di Fakultas Kehutanan. Bahkan diantara kelompok mahasiswa tersebut, melengkapi diri dengan senjata tajam, seperti parang dan busur.

Serangan diwarnai dengan lemparan batu yang dilakukan membabi buta.

Awalnya, mahasiswa yang diserang sempat kocar kacir menyelamatkan diri. Namun tidak berlangsung lama, mereka melakukan perlawanan hingga berhasil memukul mundur kelompok mahasiswa dari Fakultas Tehnik.

Atas peristiwa itu, dua mahasiswa Fakultas Kehutanan dilarikan ke Rumah Sakit Untad akibat terkena lemparan batu. Selain itu, ada dua kendaraan roda dua milik mahasiswa Fakultas Kehutanan yang rusak, puluhan helem hilang dan hampir seluruh kaca gedung pengajaran, gedung perkuliahan dan laboratorium Fakultas Kehutanan pecah. Tanaman praktik mahasiswa juga ikut rusak.

BACA JUGA :  Tiga Paslon Resmi "Bertarung" di Pilgub Sulteng

Polisi berhasil mengamankan dua mahasiswa Tehnik dan langsung menjalani pemeriksaan di Mapolres Palu.

Kepala Security Untad, Ramlan, mengaku belum mengetahui pasti sumber perselisihan itu.

“Masalahnya saya belum deteksi. Tadi saya hanya mendengar langsung bahwa ada kelompok mahasiswa Tehnik, khususnya dari Jurusan Mesin yang bergerak ke Fakultas Kehutanan. Saya langsung instruksikan security dan karyawan Natalita untuk membantu menghalangi pergerakan itu,” katanya.

BACA JUGA :  Brida Sulteng: Maksimalkan Potensi Selat Makassar, Melalui Kajian Riset

Menurutnya, perselisihan Fakultas Tehnik dan Kehutanan bukan hal yang baru, walaupun sebelumnya, kedua belah pihak sudah dipertemukan dan telah menyepakati damai.

“Untuk apa dibina, karena mereka ini sudah didamaikan berulang-ulang. Bahkan sudah bertanda tangan semua, tapi kali ini terulang lagi sehingga kami serahkan pada pihak kepolisian untuk melakukan proses hukum karena ini adalah perbuatan kriminal,” kesalnya.

Terlebih kata dia, saat masuk di Untad, semua mahasiswa beserta orang tua telah menandatangani perjanjian tertulis yang berisi bila membuat kerusakan, huru-hara atau menyerang siap untuk diberhentikan.

“Kalau perjanjian itu dilanggar, otomatis akan kena sanksi. Tinggal kebijakan dari rektor lagi, yang mana diberhentikan dan yang mana diberi sanksi. Tapi saya sudah komitmen sama Pak Rektor, kalau hanya pelanggaran disipilin kita lakukan pembinaan karena kita punya Komisi Disiplin. Tapi kalau kriminal, kita tidak punya wadah untuk itu sehingga harus diserahkan kepada kepolisian,” tandasnya. (YAMIN)