PALU – Universitas Tadulako (Untad) terus memperkuat perannya dalam riset dan kolaborasi internasional.
Hal ini ditandai dengan kunjungan audiensi Konsul Jenderal Australia di Makassar, M. Todd Dias, bersama Direktur Eksekutif Australia-Indonesia Centre (AIC) sekaligus Direktur Utama Program Partnership for Australia-Indonesia Research (PAIR) di Melbourne, Dr. Eugene Sebastian, beserta timnya, di Ruang Rektor Untad, Rabu (20/8).
Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Eng. Ir. Andi Rusdin, ST., MT., M.Sc., IPM., ASEAN Eng., yang mewakili Rektor Untad, menyampaikan harapan agar kemitraan yang sudah terjalin ini terus berkembang ke berbagai bidang.
“Harapan kami selaku pimpinan adalah agar kegiatan kolaborasi internasional dapat terus berkembang dan meluas ke berbagai bidang lainnya,” ujarnya.
Konsul Jenderal Australia, M. Todd Dias, menegaskan pentingnya mengembangkan riset yang berfokus pada kebutuhan lokal sehingga hasilnya dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
“Saya berharap ini menjadi salah satu langkah awal dari banyak langkah ke depan, agar kemitraan tidak berhenti dan terus berkelanjutan,” tuturnya.
Senada dengan itu, Dr. Eugene Sebastian menambahkan bahwa kolaborasi ini bukan hanya memperkuat kerja sama riset, tetapi juga membuka ruang keterhubungan Untad dengan universitas-universitas di Australia.
“Kolaborasi ini bukan hanya tentang riset, tetapi juga membuka ruang dalam bidang pendidikan,” katanya.
Sebagai rangkaian kunjungan, PAIR-UNTAD-Sulteng Roundtable Meeting juga digelar di Ruang Senat Fakultas Teknik Untad, Kamis (21/8).
Forum ini mempertemukan para pemangku kepentingan di Sulawesi Tengah untuk membangun pemahaman bersama, memperkuat sinergi, dan merumuskan strategi kolaboratif membangun sistem kesehatan yang tangguh iklim dan inklusif.
Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Untad, Prof. Dr. Ir. M. Rusydi H., M.Si., yang mewakili Rektor, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi yang terjalin.
“Ini merupakan jalinan kolaborasi yang baik dan harapannya bisa terjalin beberapa kerja sama dalam hal lain,” ujarnya.
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Dr. Farid R. Yotolembah, S.Sos., M.Si., menekankan pentingnya dialog terbuka dan kolaboratif antara akademisi, peneliti, dan pemerintah.
“Melalui forum ini, diharapkan dapat terbangun kesepahaman bersama, memetakan potensi kerja sama konkret, serta membuka ruang bagi inisiatif berbasis bukti yang berdampak langsung pada pembangunan daerah,” katanya. **