Unsur-Unsur Kekacauan

oleh -
Ilustrasi (Youtube Builder ID - Ade Bagus Kusuma)

OLEH : Edi Lukito*

Unsur-unsur kekacauan adalah salah satu bab besar dalam buku karya David Wallace-Wells yang Berjudul “The Uninhabitable Earth” yang artinya “Bumi Yang Tak Dapat Dihuni”.

Tulisaan kali ini memang berisi ringkasan dari apa yang dibahas di bab besar dari dari buku itu, bukan keseluruhan bukunya. Buku ini, dari judulnya terdengar seperti fiksi, memangnya benar Bumi tak dapat dihuni? Bukannya sekarang kita tinggal dibumi ? yah kalau memang bumi tak dapat dihuni, kita akan tinggal diplanet mana lagi? Mars? Jupiter? Hah?

Memang terdengar seperti dongeng dan cerita-cerita di film, tapi semua itu nyata. Dan buku ini memberikan pemaparan, dan gambaran mengenai keadaan bumi dimasa sekarang dan dimasa depan. Disertai dengan bukti-bukti saintifik dan hasil penilitian.

Saat membacanya pun saya seperti tidak percaya, namun setelah melihat dan merasakan keadaan lingkungan sekarang, ditambah lagi dengan berita-berita dari media dan televisi, ternyata semua hal yang diprediksikan dibuku ini sedikit demi sedikit  terjadi, dan membuat saya yakin dan khawatir tentang bagaimana keadaan kehidupan manusia nantinya saat Bumi memang tak dapat lagi dihuni.

Kekhawatiran saya mungkin yang membuat saya ingin membuat tulisan singkat ini, dan mungkin menurut kalian tak berguna. Meskipun ini singkat dan menurut kalian tak berguna, tapi coba kalian baca tulisan ini sampai akhir, mungkin saja setelah itu kalian tak ingin lagi tinggal dibumi.

Sesuai judul tulisan ini, yang merupakan judul bab dari buku “Bumi Yang Tak Dapat Dihuni” yaitu unsur-unsur kekacauan atau unsur-unsur yang membuat Bumi menjafi tempat yang “tak layak huni”. Unsur-unsur kekacauan itu antara lain:

Panas Maut

Perubahan iklim yang menjadi penyebabya. “Kota-kota yang sekarang didiami jutaan orang di india dan timur tengah, bakal menjadi panas sekali sehingga pergi keluar pada musim panas bakal beresiko kematian. Beberapa puluh tahun ke depan ibadah haji akan menjadi sangat berat secara fisik bagi umat islam”.

Itulah beberapa dampak dari panas maut yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Sekarang apa itu Perubahan iklim ? dan apa Penyebabanya?

BACA JUGA :  Menakar Starting Point Posisi Elektabiltas Paslon Gubernur dan Wagub Jelang Kampanye 2024 di Sulteng

Singkatnya perubahan iklim adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang mengakibatkan perubahan suhu, dan tingkat kelembapan di bumi. Peningkatan suhu bumi 1,5 sampai 2 derajat sudah berbahaya.

Seperti halnya tubuh manusia yang panas rata-ratanya 37 derajat celcius, Ketika naik 2 derajat menjadi 39 derajat tubuh manusia sudah dikatakan demam. Begitu pun suhu bumi, jika mengalami peningkatan akan berbahaya, saat musim panas akan semakin panas, saat musim dingin akan semakin dingin.

Penyebab perubahan iklim adalah Perbuatan dan kegiatan manusia yang terus menerus menghasilkan CO2 (Karbon dioksida), dan bahkan merusak sesuatu yang dapat menguranginya yaitu hutan.

Kelaparan

Meningkatnya Karbon dioksida diudara menjadi penyebabnya. “Pada 2018, tim yang dipimpin Zhu Chunwu meneliti kandungan protein delapan belas galur padi, sumber makanan pokok untuk 2 miliar lebih orang, dan menemukan bahwa lebih banyak karbon dioksida diudara menghasilkan penurunan berbagai zat gizi seperti protein, besi, seng, serta vitamin B1, B2, B5, dan B9.

Secara keseluruhan para peneliti menemukan bahwa disatu tanaman saja yaitu Padi emisi karbon dioksida dapat mengancam Kesehatan 600 juta orang terutama orang-orang miskin diseluruh dunia”. Ujung-ujungnya ini kembali lagi karna perbuatan kita sendiri atas meningkatnya jumlah karbon dioksida diudara.

Tenggelam

Masih karena karbon dioksida. “Gas karbon dioksida yang kita hasilkan dan ditaruh diatmosfer dapat menambah curah hujan global, sehingga akan menambah tingkat keparahan bencana banjir dibeberapa daerah yang sudah sering terkena banjir seperti India, Bangladesh, dan Negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia”.

Selain hujan, meningkatnya suhu panas bumi dapat mengakibatkan es abadi di benua Antartika meleleh, mengakibatkan naiknya permukaan laut, sehingga daerah-daerah yang berada dipinggir bisa saja kedepannya akan tenggelam.

Kebakaran

Ini adalah ulah kita yang menciptakan banyak karbon dioksida, dengan menghilangkan sesuatu yang dapat menguranginya, seperti yang saya katakan sebelumnya. Hutan, inilah teknologi alami yang dapat mengurangi emisi karbon dioksida. Namun, sebagian kita malah membakar hutan demi kepentingan hidup juga, namun dampak kekehidupan juga tidak dapat dipandang sebelah mata.

BACA JUGA :  Etika dan Perilaku Politik dalam Menghadapi Pilkada

“Di seluruh dunia, penggundulan hutan menyebabkan sekitar 12 persen emisi karbon, dan kebakaran hutan menyebabkan sampai 25 persen. Kemampuan tanah hutan menyerap metana turun sampai 77 persen dalam tiga dasawarsa saja, dan penggundulan hutan hujan tropis dapat menambah 1,5 derajat celcius ke pemanasan global bahkan bila emisi bahan bakar fosil langsung berhenti”.

Perlu kita ketahui bahwa bahan bakar kendaraan, listrik, gas, itu terbuat dari fosil yaitu batu bara, minyak bumi, dan gas bumi yang ketiganya ini banyak menyumbang emisi karbon dioksida yang mengakibatkan pemanasan global. Akan tetapi, walaupun penggunaan bahan bakar ini berhenti, pemanasan global akan tetap terjadi karna pembakaran hutan/kebakaran hutan.

Kekurangan Air

“Perubahan iklim biasanya diberitakan terkait air laut meningkat karna es di benua Antartika meleleh. Air laut yang meningkat, dan Air tawar yang krisis, sementara kita lebih bergantung kepada air tawar”.

Kekurangan air atau kekeringan adalah dampak dari perubahan iklim yaitu musim panas yang berkepanjangan, kekurangan air ini pun berdampak pada produktivitas makanan pokok terutama padi, sehingga kembali berdampak pada masalah kelaparan.

Udara yang tak bisa dihirup

“Paru-paru kita butuh oksigen, tapi oksigen hanya sebagian udara yang hirup, dan bagian itu cendurung mengecil jika ada makin banyak karbon  dioksida di atmosfer. Terlebih saat didalam ruangan tertutup tempat dimana karbon dioksida berkumpul, itulah menjadi penyabab apabila kita berada dalam satu ruangan lebih mudah mengantuk dibanding diluar ruangan. Dampak buruk untuk ruangan kelas, karna semakin meningkatnya karbon maka cenderung jika didalam kelas kita akan mudah mengantuk sehingga menurunkan prestasi intelektual”.

Itulah beberapa unsur kekacauan yang disebutkan dibuku karya David Wallace “Bumi Yang Tak Dapat Dihuni”. Apakah kita hanya diam saja, dan menikmati sisa-sisa hidup dibumi sebelum bumi menjadi tempat yang tak layak huni? Hanya mereka yang tidak punya tujuan hidup yang akan berpikir seperti ini.

Bagi kita yang memiliki tujuan hidup dan cita-cita yang besar di masa depan tentunya kita tidak akan membiarkan hal ini terjadi dan bertambah parah. Inti dari penyebab kekacauan ini adalah Perubahan iklim, dan penyebab perubahan iklim adalah meningkatnya emisi karbon dioksida di udara. Mengutip dari situs https://iesr.or.id/tips-untuk-mengurangi-emisi-gas-rumah-kaca-dari-aktivitas-sehari-hari, Langkah-langkah kecil yang dapat kita lakukan untuk mengurangi karbon dioksida adalah:

BACA JUGA :  Aspek Hukum, Polemik Larangan Kampanye atau Tindakan Pemerintah pada Norma Pasal 71 UU Nomor 10

1 .  Lakukan efisiensi energi:
– Matikan lampu yang tidak anda gunakan.
– Jangan meninggalkan peralatan elektronik dalam posisi stand by. Usahakan mencabut alat dari sumber listrik.
– Kita tinggal di negara tropis, manfaatkanlah sinar matahari untuk penerangan dan juga untuk mengeringkan cucian Anda. 

2.  Kurangi frekuensi menggunakan kendaraan bermotor pribadi:
– Untuk jarak kurang dari 500 m biasakan berjalan kaki, selain itu lebih sehat kan.
– Gunakan sepeda untuk transportasi yang tidak memiliki gas buang.
– Untuk jarak lebih dari 3 km, anda bisa berbagi kendaraan (car pooling).

3.  Kurangi penggunaan air minum dalam botol kemasan dan sedotan:
– Biasakan membawa tempat minum Anda sendiri.
– Bila memungkinkan, hindari pemakaian sedotan plastik karena dapat menghasilkan emisi karbon cukup besar.

4.  Kurangi sampah organik Anda:
– Olah sampah organik Anda menjadi kompos.
– Pengurangan emisi sampah dapat dilakukan dengan lebih baik apabila disertai dengan pemisahan sampah organik dari non-organik.

5.  Kurangi penggunaan kertas:
– Lakukan pencetakan bolak-balik (duplex) untuk mengehemat penggunaan kertas.
– Untuk dokumen berupa draft dan tidak memerlukan kertas bersih, gunakan kertas bekas untuk cetak.

Pada akhirnya “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). « Ar-Rum 40 ✵ Ar-Rum 42 »  https://tafsirweb.com/7405-surat-ar-rum-ayat-41.html,

Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022, “In the universe are billions of galaxies, In our galaxy are billions of planets, But there is #OnlyOneEarth. Let’s take care of it”. (Di semesta, ada miliaran galaksi, Di galaksi, ada miliaran planet, tetapi #HanyaSatuBumi. Mari jaga bumi ini). https://tirto.id/gsyJ.

*Penulis adalah Abnaul Khairaat, sedang menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo