PALU – Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dari Daerah Pemilihan (Dapil) Parigi Moutong (Parimo), Ibrahim A Hafid, meminta kepada pemerintah, baik kecamatan, kabupaten, maupun provinsi agar segera mengambil sikap cepat untuk menenangkan situasi yang terjadi di daerah itu.

Hal itu perlu dilakukan menyusul jatuhnya korban jiwa saat aksi unjuk rasa penolakan tambang di Desa Khatulistiwa, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parimo, Sabtu malam.

“Jangan sampai rakyat Parimo merasa seperti anak ayam kehilangan induk,” ucap Ibrahim, saat ditemui di Gedung DPRD Sulteng, Senin (14/02).

Menurutnya, salah satu langkah yang perlu dilakukan saat ini adalah pemerintah harus melakukan dialog bersama seluruh stakeholder untuk menyikapi tuntutan rakyat, termasuk soal kasus dugaan penembakan kepada warga sipil yang terlibat unjuk rasa.

”Terlebih kepada keluarga korban,” tegas politisi Partai NasDem itu.

Ia juga mendesak Polda Sulteng agar mengusut tuntas pelaku penembakan yang menewaskan pemuda dari Desa Tada tersebut.

“Pihak terkait harus usut tuntas dugaan penggunaan peluru tajam yang digunakan polisi,” katanya.

Sebelumnya, Ibrahim meminta pihak Polres Parimo agar segera membebaskan 36 massa aksi dari Aliansi Rakyat Tani (ARTI) Koalisi Tolak Tambang (KTT) yang ditahan pasca unjuk rasa.

Ibrahim sendiri sudah meminta kepada rekannya sejumlah pengacara untuk mendimpingi puluhan warga yang ditahan tersebut.

“Alhamdulillah yang ditangkap sudah keluar tadi malam jam 12 lewat,” imbuhnya. (RIFAY)