Unisa Kembali Telorkan 23 Sarjana dan 7 Profesi Kedokteran

oleh -
Rektor Unisa, Dr Hamdan Rampadio dan Dekan Fakultas Kedokteran Unisa, dr Mukramin Amran foto bersama usai pengambilan sumpah sarjana dan profesi. (FOTO: Dokumentasi MAL)

PALU – Universitas Alkhairaat (Unisa) Palu kembali mengambil sumpah kepada 23 sarjana dan 7 profesi kedokteran, di salah satu hotel di Kota Palu, Ahad (16/04). Pengambilan sumpah 23 sarjana kedokteran tersebut sudah memasuki angkatan XIII, sementara untuk sumpah profesi dokter, sudah memasuki angkatan II.

Sumpah jabatan tersebut mengikat dokter untuk selalu memberikan yang terbaik tanpa memandang suku, ras, agama ataupun politisi. Selain itu agar mengedepankan kesehatan pasien.

“Pada angkatan pertama, Unisa berhasil mengambil sumpah profesi kedokteran sebanyak 8 orang, namun kali ini hanya berhasil 7 orang saja,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Unisa, dr H Mukramin Amran S. Rad.

Menurutnya, satu dari delapan peserta yang mengikuti dua jenjang ujian akhir profesi kedokteran, yakni CBT dan OSCE, gugur.

BACA JUGA :  Guru Besar Fisip Untad: Putusan MK Perkuat Kontestasi Demokrasi Lokal

Lebih lanjut dia berharap agar mereka yang telah diambil sumpah, terus mengembangkan keilmuannya.

“Seorang dokter tidak bisa membatasi keilmuannya pada batasan pendidikan, sebab penyakit yang dihadapi dokter pada pasiennya juga terus bermunculan,” jelasnya.

Demikian halnya dengan 7 dokter agar tidak merasa minder dalam bersaing dengan lulusan fakultas kedokteran lain di Indonesia.

“Karena kompetensi mereka ini sejajar dengan lulusan dari perguruan tinggi lain di Indoensia ini. Hal ini ditunjukkan dengan berhasilnya tujuh orang itu saat mengikuti ujian CBT dan OSCE,” sebutnya.

BACA JUGA :  Kenang Tragedi 28 September, Pemkot Tabur Bunga di Lokasi Bencana

Sementara Rektor Unisa, Dr H Hamdan Rampadio mendoronh kepada Fakultas Kedokteran untuk terus berinovasi, menuju fakultas yang mampu dan sejajar dengan fakultas kedokteran yang maju di Indonesia.

“Kita akan terus mendorong fakultas ini, untuk menjadi fakultas kedokteran terdepan. Tentunya harus melalui proses yang bertahap, termasuk dalam hal peningkatan akreditasi,” jelasnya. (YUSUF)

Tentang Penulis: Fauzi Lamboka

Gambar Gravatar
Profesi sebagai jurnalis harus siap mewakafkan diri untuk kepentingan publik. Menulis merupakan kebiasaan yang terus diasah. Namun, menulis bukan sekadar memindahkan ucapan lisan ke bentuk tulisan. Tetapi lebih dari itu, mengabungkan logika (akal), hati (perasaan) untuk medapatkan rasa, yang bisa diingat kembali di hari esok.