Unisa Hadirkan Guru Besar UHO Kendari

oleh -
Guru Besar UHO, Prof. Dr. Ir. Muh. Taufik saat menjadi pemateri klinik penulisan proposal pengabdian mono dan multi tahun di Kampus Unisa. (FOTO: MAL/IWANLAKI)

PALU – Universitas Alkhairaat (Unisa) Palu menghadirkan Guru Besar Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, Prof. Dr. Ir. Muh. Taufik, M.Si selaku revieur nasional, sebagai pemateri pada kegiatan klinik penulisan proposal pengabdian mono dan multi tahun, baru-baru ini.

Kegiatan yang digelar Lembaga Penelitian dan  Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unisa itu melibatkan sejumlah dosen seabagai peserta.

“Ini sangat penting, karena banyak  peneliti dan pengabdi yang masih sulit membedakan antara penelitian dan pengabdian,” ujar Prof Taufik mengawali materinya.

Sebagai revieur nasional yang ditugaskan Kemenristekdikti, dia mengaku sering menemukan kekeliruan tersebut. Para dosen sulit membedakan kerangka penulisan penelitian dan pengabdian.

“Kalau saya temukan langsung saya coret,” tegasnya.

Kekeliruan yang sering dia temukan, salah satunya adalah pada kerangka anggota tim yang diajukan untuk pengabdian. Dia sering menemukan, tim yang diajukan berasal dari disiplin ilmu yang sama. Padahal, kata dia, tim pengabdi tersebut berasal dari multi disiplin ilmu.

BACA JUGA :  Dinas Perpustakaan Kota Palu Usulkan Semua Lingkup Pendidikan Gunakan Srikandi

“Kalau penelitian memang berasal dari disiplin ilmu yang sama,” jelasnya.

Menurutnya, masih banyak hal yang membuat pengabdi gagal mendapatkan hibah, hanya karena kesalahan administrasi.

“Ini kesempatan emas bagi dosen Unisa untuk mengirim sebanyak-banyaknya proposal pengabdian mono maupun multi tahun. Ilmunya kan sudah dapat dari saya,” katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, banyak skema pengabdian dan prosesnya juga sangat mudah. Intinya, ada sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diberikan kepada masyarakat melalui skema yang dipilih.

BACA JUGA :  Pemilik Kios Dilarang Jual Gas LPG 3 Kilogram

“Sayangnya, para dosen terkesan “malas” mengunggah proposal pengabdian, padahal Kemenristekdikti siap membiayai,” ujarnya.

Adapun skema pengabdian yang dimaksud adalah Program Pengembangan Unit Produk Intelektual Kampus (PPUPIK), Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD), dan Program Kemitraan Masyarakat (PKM).

Selanjutnya, Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS), Program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM), dan Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK).

Kemudian, Program Produk Unggulan Daerah (PPDUD), Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM), Program Kemitraan Wilayah (PKM) serta Program Penerapan IPTEK kepada Masyarakat (PPIM).

Sementara Ketua LPPM Unisa, Sitti Sabariyah, mengatakan, klinik penulisan yang menghadirkan pemateri berskala nasional memiliki arti penting bagi dosen dan institusi.

“Ini kesempatan langka yang harus benar-benar dimanfaatkan oleh dosen Unisa untuk menambah pengetahuan dalam bidang pengabdian yang merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujarnya.

BACA JUGA :  Alkhairaat Pasangkayu Gelar Rakorda, Susun Kepengurusan Baru untuk Penguatan Organisasi

Sedangkan Rektor Unisa, Dr Hamdan Rampadio menegaskan pentingnya mengikuti klinik penulisan proposal pengabdian mono dan multi tahun ini.

“Alangkah ruginya dosen yayasan mengabaikan kesempatan langka seperti ini, mengingat waktu yang dimiliki Prof Taufik sangat terbatas. Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Pak Prof membimbing dosen kami,” katanya.

Rektor juga mengingatkan agar kegiatan itu didokumentasikan dengan baik, untuk menjadi salah satu item penilaian dalam visitasi akreditasi institusi nanti. (IWANLAKI)

Tentang Penulis: Fauzi Lamboka

Gambar Gravatar
Profesi sebagai jurnalis harus siap mewakafkan diri untuk kepentingan publik. Menulis merupakan kebiasaan yang terus diasah. Namun, menulis bukan sekadar memindahkan ucapan lisan ke bentuk tulisan. Tetapi lebih dari itu, mengabungkan logika (akal), hati (perasaan) untuk medapatkan rasa, yang bisa diingat kembali di hari esok.