UNICEF-Dinkes Palu Tetapkan 12 SD Percontohan Model Sekolah Sehat

oleh -
Foto bersama para siswa percontohan model sekolah sehat. (FOTO: IST)

PALU – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu bersama tim dari United Nations Children’s Fund (UNICEF) menetapkan 12 Sekolah Dasar (SD) di Kota Palu sebagai percontohan model sekolah sehat.

UNICEF sendiri merupakan salah satu organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan kesejahteraan jangka panjang kepada anak-anak dan ibunya di negara-negara berkembang.

12 SD yang dimaksud adalah SDN I Tondo, SDN 23 Palu, SDN 3 Lambara, MIN I Palu, SDN Tatanga, SDN 53 Birobuli, SDN Tipo, SDN 24 Palu dan MIN 2 Palu serta SDN Mamboro.

Orientasi sekolah sehat telah dilaksanakan setelah 12 sekolah tersebut dilatih oleh Tim Sekretariat Kota Palu yang dibantu Dinas Kesehatan Provinsi pada bulan Agustus lalu.

“Semua kegiatan sekolah model dibuatkam album analisa SWOT untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi program lain dan ternyata sangat efektif untuk SD maupun MIN,” kata Sekretaris Dinas (Sekdis) Kesehatan Kota Palu, Ilham Arsyad kepada MAL, usai rapat dengan sejumlah OPD dan tim dari UNICEF, Rabu (05/09) pagi.

Dia mengatakan, program sekolah sehat sangat efektif karena semua indikator yang ada di dalamnya sangat memberi pengaruh yang baik kepada siswa, orang tua, guru dan masyarakat.

Di dalamnya, kata dia, ada gerakan literasi untuk menambah pengetahuan siswa, sarapan pagi bersama untuk membuat siswa lebih bersemangat dan tidak gampang lemah saat menerima pelajaran dan pelaksanaan sikat gigi bersama, baik di sekolah maupun di rumah.

“Selalu mencuci tangan pakai sabun, melakukan peregangan setiap usai belajar agar tubuh siswa lebih segar, pengawasan terhadap kantin sehat di sekolah,” tuturnya.

Menurutnya, dengan adanya kegiatan sekolah model sehat itu, jumlah kehadiran siswa meningkat dari  84 persen menjadi 92 persen, penurunan jumlah siswa yang sakit dari 43 orang menjadi 26 orang atau sekitar 60 persen.

Dia menambahkan, di sekolah sehat juga dilaksanaan pemeriksaan berkala selama 2 kali dalam setahun kepada semua siswa.

Lebih lanjut Ilham mengatakan, program kekinian sekolah model sehat ini dikuatkan dengan Peraturan Bersama 4 Menteri, Nomor: 6/X/PB Tahun 2014, Nomor 81 Tahun 2018 tentang Pembinaan UKS dan SK Wali Kota Palu tentang Tim Pembina dan Sekretariat UKS sejak tahun 2011.

“Selain itu adanya dukungan yang sangat luar biasa dari Kemenag tentang pentingnya ruang UKS dan PHBS di sekolah serta dukungan dana untuk pelatihan dokter kecil dan UKS melalui Dinas Pendidikan,” tuturnya.

Namun begitu, lanjut Ilham, masih ada sejumlah kelemahan program tersebut, yakni belum semua sekolah memiliki guru pembina UKS dan dokter kecil sekolah yang sudah mahir akan tamat.

“Juga masih banyak orang tua siswa yang kurang paham tentang manfaat imunisasi yang dilaksanakan di sekolah,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Ilham, masih terbatasnya pengetahuan kader kesehatan sekolah tentang PPPK dan ilmu kesehatan praktis serta penyuluhan tentang PHBS, sehingga perlu terus ditingkatkan lagi.

“Walaupun sudah diterapkan tetapi masalahnya masih ada siswa yang belum menerapkan budaya cuci tangan pakai sabun di sekolah, apalagi di lingkungan rumahnya,” tutupnya. (HAMID)