PALU – Salah satu penyebab rendahnya pencapaian target imunisasi Measles Rubella (MS) di Kota Palu, adalah terkait label halal haramnya penggunaan vaksin tersebut di tubuh manusia.

Target yang dimaksud tidak berjalan sesuai harapan, meskipun Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengelurkan fatwa Nomor: 33 tahun 2018, bahwa penggunaan vaksin tersebut hukumnya mubah atau dibolehkan, meskipun mengandung tripsin babi.

Kepala Seksi (Kasi) Bimbungan Masyarakat Islam (Bimas), Kementerian Agama (Kemenag) Kota Palu, Abdul Mun’im A. Godal saat pertemuan dengan tim dari UNICEF di ruang Asisten I Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Kamis (06/09), mengatakan, sesuai Surat Al-Baqarah ayat 173, babi haram untuk dimakan, namun diperbolehkan bila dalam keadaan darurat, asalkan tidak berlebihan.

Berdasarkan ayat tersebut, kata dia, MUI lalu mengeluarkan fatwa bahwa vaksin MR boleh digunakan karena dalam keadaan darurat.

“Jika melihat dari aspek manfaat dari imunisasi itu, tentunya sangat baik sekali. Karena menurut penelitian, virus Campak Rubella tersebut sangat berbahaya bagi tumbuh kembangnya generasi bangsa. Makanya MUI membolehkan penggunaan vaksin itu kepada manusia karena menimbang manfaatnya lebih banyak dibanding mudharatnya,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku, Hengky Widjadja mengungkapkan, tahun lalu sekitar 35 juta anak Indonesia telah diimunisasi campak dan rubella.

Hengky mengatakan, imunisasi MR merupakan program pemerintah dalam menanggulangi bahaya dari penyakit campak dan rubella terhadap anak-anak.

“Olehnya pemerintah menargetkan 95 persen imunisasi bisa terlaksana di tahun ini,” jelasnya.

Terkait beredarnya foto maupun video dampak yang dialami anak-anak pasca diimunisasi, Hengky menegaskan bahwa hal tersebut bukan saat peristiwa vaksinasi MR.

“Memang usai diimunisasi, biasanya akan timbul gejala demam. Namun tim medis telah mengantisipasi hal itu dengan menurunkan tim kejadian pasca imunisasi,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu dr Royke Abraham, mengatakan, program imunisasi MR masih jauh dari target.

Hingga tanggal 26 Agustus lalu, realisasi vaksinasi baru 22 persen dari target 62 ribu anak usia 7-15 tahun. Seharusnya, kata dia, akhir Agustus, realisasinya sudah mencapai 80 persen. (HAMID)