DONGGALA – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitumall Muamalat (BMM) di Desa Saloya, Kecamatan Sindue Tambusabora, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) mengembangkan air kelapa menjadi sirup.
Rahman, pendamping UMKM BMM, menceritakan bahwa pada awalnya anggota UMKM Berkah Saloya memproduksi natadecoco, tetapi karena ketersediaan bahan baku yang tidak terenuhi, dialihkan ke sirup air kelapa.
Menurutnya, produk yang diberi nama Sirup Air Kelapa Berkah Saloya itu baru dikembangkan sekitar dua bulan yang lalu, berdasarkan hasil kajian dan komunikasi dengan Lukman selaku Pj Program Bangun Desa Unggul Baitulmaal Muamalat.
“Awalnya itu adalah produksi natadecoco. Tetapi produksi natadecoco terkendala bibit, akhirnya anggota UMKM bersama-sama beralih produksi sirup air kelapa,” kata Rahman.
Kata dia, BMM hadir di Desa Saloya sejak pascagempa 28 September 2018, tepatnya awal 2019 dengan program pembangungan hunian tetap (huntap). Pembinaan masyarakat saat ini fokus pada pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal, sehingga dikembangkan kelapa. Produk turunan kelapa ada tiga jenis, yaitu kopra putih, arang, dan sirup air kelapa.
“Sirup air kelapa ini akan dipasarkan secara offline ke ibu-ibu majelis taklim, Pasar Toaya, kios-kios yang ada di Desa Saloya. Sementara pasar online-nya sedang direncanakan konsepnya sambil menunggu hasil dari BPOM keluar yang sudah kami ajukan dan sedang dijadwalkan untuk survey,” lanjut Rahman.
Selain air kelapa sebagai bahan baku, sirup air kelapa juga mengandung gula sebagai pemanis, pewarna/perasa makanan, asam sitrat, CMC, Natrium Benzoat, dan Prambosen dengan kadar yang telah ditentukan.
Reporter : Iker
Editor : Rifay