Oleh: Darlis Muhammad

Bertahun-tahun sejarah keislaman Turki dijejali kepada kita. Penasaran akut lalu membuncah hati, dan kini benar-benar hadir di depan mata. Seakan tak percaya, bahwa yang di depan berdiri kokoh, masjid Ulu Camii kota Bursa Turki.

Rombongan tour kami fauzan group tak membuang buang waktu untuk merekam artefak sejarah Kekhalifahan ini.

Ulu Camii sebuah Masjid kuno yang dibangun mulai 1396 dan selesai pembangunannya tahun 1399 atas perintah Sultan Bayezid I, oleh arsitek Ali Neccar. Dibangun 600 tahun ini hingga masih setia melayani para kaum muslim Turki dan para pesohor yang datang.

Rombongan Tour Fauzan Group

Adalah Sultan Yildirim Bayezid (Bayezid I). Sang Sultan pernah bersumpah, jika memenangkan Perang Nicopolis (perang salib)melawan pasukan Raja Sigismund dari Hungaria, akan membangun 20 masjid. Sayangnya ketika beliau memenangkan perang tersebut, bendahara kerajaan menyampaikan pada sang arsitek bahwa keuangan kerajaan tidak mencukupi untuk pembangunan 20 masjid. Maka atas inisiatif arsitek Ali Neccar, dibuatlah sebuah masjid besar dengan 20 kubah dan diberi nama Ulu Camii.

Penamaan masjid ulu camii berasal dari bahasa arab ‘Ulu berarti tinggi / agung, sementara Camii / Jami’ adalah Masjid yang digunakan untuk berjamaah lima waktu, maka Ulu Camii maksudnya adalah Masjid Agung.

Suasana sejuk dan sedikit hening saat berada dalam masjid. Gemericik bunyi air mancur besar menyeruak dan dimanfaatkan untuk berwudhu sekaligus menjadi pendingin ruangan manakala musim panas tiba.

Menatap madjid ulu camii seakan membentang peradaban sejarah kegemilangan Turki dengan ke Islamannya. Dan karena itu pula presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan yakin berpidato bahwa :Kita pernah jaya dengan keislaman kita.” Rakyat Turki terbangkitkan, seperti pada masa Ustmani.

”Masjid adalah barak kami, Kubah adalah penutup kepala kami. Menara adalah bayonet kami. Orang-orang beriman adalah tentara kami. Tentara ini yang menjaga agama kami.”

Terimah kasih Turki menjaga penanda peradaban Islam, kami takzim dan bangga. Wallahu’alam.