PALU – Untuk pertama kalinya, Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu melalui UPT Perpustakaan, menggelar pemilihan Duta Baca Periode 2023-2024.
Dalam proses seleksi duta baca tanggal 18 Maret lalu, terpilih Putri Duta Baca yakni Nabila Binati dari Program Studi (Prodi) Manajemen Pendidikan Islam, dan Putra Duta Baca, Rahman Kaimudin dari Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).
Setelah proses seleksi tersebut, ditindaklanjuti dengan Workshop Pembudayaan Literasi Pemilihan Duta Baca, Selasa (21/03) kemarin, dibuka Rektor UIN Datokarama Palu.
Kepala UPT Perpustakaan Datokarama Palu, Rifai, menjelaskan, pemilihan duta baca dengan masa bakti satu tahun, dikonsepkan akan bekerja sama dalam berbagai kegiatan kepustakaan di UIN Datokarama. Duta baca terpilih, kata dia, juga akan bekerja bersama tim, yakni para finalis pemilihan duta baca lainnya.
Ada beberapa tahap dalam proses seleksi Duta Baca UIN Datokarama, di antaranya wawasan literasi lokal dan mempresentasikan gagasan ketika menjadi duta baca yang dikemas dalam visi dan misi.
“Gagasan yang saya angkat pada saat wawancara sejalan dengan program perpustakaan UIN Datokarama, seperti mengampanyekan literasi digital di lingkungan perguruan tinggi, dan juga pengembangan vokasi di lingkungan mahasiswa,” papar Nabila kepada awak media ini melalui pesan WhatsApp, Rabu (22/03).
Beberapa program yang diusulkan Nabila yakni Podcast Literasi Digital (Portal), Study Club Baca dan Review Buku, juga project kolaborasi.
“Review buku ini sesuai dengan genre buku yang sesuai dengan hoby dan minat mahasiswa. Sedangkan program kolaborasi, itu bersifat internal dan eksternal. Mengajak kolaborasi pihak-pihak terkait dalam mengembangkan literasi di masyarakat khususnya dikampus,” tambah Nabila.
Sementara itu, Putra Duta Baca, Rahman, mengatakan, langkah pertama yang akan ia lakukan bersama dengan finalis duta baca lainnya adalah Program Dubamster dan Safari Literasi.
“Dubamster itu duta baca menempel poster. Jadi bagaiamana saya menuangkan ide melalui poster dengan desain menarik untuk memberikan informasi sehingga orang tidak bosan membaca. Safari literasi rencananya kami akan turun ke sekolah-sekolah untuk kampanye literasi kepada generai muda,” ujar Rahman.
Ito Lawputra, salah seorang juri pemilihan duta baca, menerangkan, Nabila dan Rahman, selain memiliki gagasan yang cukup baik, juga memiliki pengetahuan literasi lokal yang bisa mengevaluasi dan menyoroti peran dari tokoh literasi yang ada di Sulteng.
“Tujuannya sebenarnya sederhana, kami berharap bahwa yang disebut sebagai duta baca juga aware ataupun sadar, akan keberadaan dan peran penting tokoh literasi di sekitarnya dan juga peduli dengan bagaimana pergerakan dari literasi lokal,” terang Ito.
Dari Rahman dan Nabila, kata dia, mereka banyak menyebut tokoh literasi, Neni Muhidin. Mereka juga mengenal Jamrin Abubakar, yakni nama-nama yang tidak asing apalagi bagi pegiat literasi yang ada di Sulteng dan Kota Palu.
Bagi Ito, selain memiliki gagasan yang baik tentang gerakan literasi yang dapat berdampak bagi masyarakat dan lingkungan kampus, seorang duta baca juga mesti memiliki kemampuan public speaking yang mumpuni untuk mendukung kampanye-kampanye literasi yang akan digalakkan.
“Pertimbangan pertama adalah melihat bagaimana bahasa tubuh mereka, atau komunikasi non verbal mereka pada saat menyampaikan tentang visi misi mereka. Itu kelebihan tersendiri dua peserta ini dari yang lain,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, Nabila menonjol karena memang aktif dalam satu forum komunikasi dan belajar dengan rekan-rekannya yang berada di Yaman dan di Mesir. Di samping itu juga memiliki kemampuan berbahasa Arab.
“Salah satu agenda mereka adalah mengkaji kitab gundul. Nabila juga menyebutkan bahwa dia juga mengelola semacam perpustakaan mini di rumahnya yang dia buka untuk siapa saja yang berminat,” tambahnya.
Artinya, kata dia, secara spesifik Nabila memiiki passion dan memahami seperti apa kegiatan-kegiatan literasi, terutama jika terlibat dalam pengelolaan taman bacaan masyarakat.
Reporter : Iker
Editor : Rifay