PALU – Sedikitnya 40 ribu warga Kota Palu memadati halaman Masjid Agung Darrusalam Palu, Selasa (25/9) malam. Mereka adalah jamaah tabligh akbar yang diisi Da’I Populer Ustadz Abdul Somad (UAS).
Bahkan mobil pengawal Ustadz Somad tak bisa masuk ke halaman Masjid Agung Darrusalam. Ustadz yang lekat dengan panggilan UAS ini, terpaksa berjalan kaki dari arah utara masjid sampai ke panggung utama.
UAS memuji Kota Palu sebagai Negeri Para Habaib. Di sini, kata dia, terdapat banyak Habaib, salah satunya Habib Saggaf bin Muhammad Aljufri.
Di Kota Palu menurutnya, banyak ulama yang dapat diambil ilmunya.
“Siapa yang berceramah ke Palu, sama dengan menggarami air laut,” ujarnya.
Ustadz merendah, bahwa ceramahnya yang dihadiri puluhan ribu tidaklah seberapa bila dibandingkan dengan jasa para Habaib. Salah satu contoh, paparnya, apa yang dilakukan oleh Habib Sholeh Alidrus (Habib Sholeh Rotan).
Dia menceritakan ketika datang ke bukit, lokasi pondok pesantren yang dipimpian Habib Sholeh Rotan. Ia terpukau dengan dakwah Habib Sholeh yang dapat mengislamkan orang Da’a.
“Yang tadinya tidak mengenal Allah, kini mengenal Allah,” imbuhnya.
Maka dari itu, kata dia, belumlah seberapa dengan dirinya yang mendakwahi orang-orang yang sudah beriman.
Selain itu menyampaikan bahwa ketika datang ke Kota Palu, dia disempatkan bersilaturahim ke Habib Saggaf. Pada ceramahnya semalam, ia menunjukkan hadiah dari Habib Saggaf yang telah dipakainya, yaitu sorban.
Ribuan jamaah terpukau dengan gaya ceramah Ustad yang pernah digadang-gadang jadi Calon Wakil Presiden RI ini.
Beberapa jam sebelumnya, UAS juga menggelar tabligh akbar mengusung tema “Mesjid Sebagai Pusat Pembinaan Umat” di Lokasi Eks Sail Tomini, Kayu Bura, Desa Pelawa Baru, Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong.
Ribuan warga dari berbagai daerah, di antaranya Provinsi Gorontalo, Kabupaten Poso, Banggai dan warga Parimo yang berasal dari 23 kecamatan, memadati lokasi untuk mendengarkan langsung tausiyah yang dibawakan UAS.
Di kegiatan tersebut, banyak pesan moral yang disampaikan oleh UAS kepad jemaah yang hadir, salah satunya pendidikan agama, sadakah dan etika berpakaian saat menjalankan ibadah di masjid.
Kata dia, saat ini banyak umat Islam lebih menyampingkan masalah akhirat dan lebih mengutamakan urusan dunia. Seharusnya, kata dia, dua sisi itu harus dijalankan secara bersamaan.
“Jangan kita membangun rumah yang megah memiliki banyak fasilitas, namun rumah Allah tidak dipikirkan, padahal rezeki datangnya dari pemilik segalanya,” ungkap UAS.
Dirinya juga menyinggung etika berpakaian umat saat ini, yang tidak sesuai dengan tuntutan syariat Islam, baik pria dan perempuan, sehingga menjadi tuntutan bagi orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya ilmu agama sejak dini. (NANANG/MAWAN)