Turunnya Tarif Pesawat, Pemicu Deflasi di Kota Palu

oleh -
Ilustasi

PALU – Dari 90 kota pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) Nasional, sebanyak 34 kota mengalami inflasi dan 56 kota mengalami deflasi. Terpantau untuk Kota Palu pada bulan September 2020, mengalami deflasi sebesar 0,10%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palu GA Naser mengatakan, deflasi di Kota Palu dipicu turunnya tarif angkutan udara (pesawat).

“Pemicu deflasi itu kalau dilihat dari andil komuditas adalah turunnya tarif angkutan udara pada bulan September. Selain itu juga turunnya berbagai macam ikan seperti ikan selar, ikan mujair, ikan asin, ada juga harga bawang merah turun, jagung manis dan nampaknya harga telur ayam juga mulai turun,” jelas GA Naser, yang di hubungi lewat WhatsApp, Kamis (1/10).

BACA JUGA :  PT Vale Berbagi Tips Menjadi Tenaga Kerja yang Berkompeten

Menurutnya, hal ini yang paling banyak penyebab deflasi pada bulan ini. Faktornya, kemungkinan besar, banyak produksi komuditas pertanian takut karena pembelinya terbatas, sehingga harga cenderung rendah.

“Untuk tranportasi udara karena adanya pembatasan-pembatasan seperti ini menyebabkan permintaan perjalanan menggunakan angkutan udara menjadi sangat terbatas, secara ekonomis mau tidak mau mereka menaikan tarif, guna menaikan jumlah penumpang pada bulan September lalu,” ujar Naser.

Sedangkan, kata dia, laju inflasi year on year (September 2020 terhadap September 2019) Kota Palu adalah 1,78%. Penurunan indeks terjadi pada kelompok transportasi (0,94 persen), serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,15 persen).

BACA JUGA :  YRII bersama Pemkot Palu Bangun 40 Unit Rumah Tahan Gempa

Sementara kenaikan indeks terjadi pada kelompok kesehatan (0,60 persen), kelompok pakaian dan alas kaki (0,23 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,23 persen), kelompok perumahan, air, listrik, dan
bahan bakar rumah tangga (0,09 persen) serta kelompok pendidikan (0,01 persen).

Sementara Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan indeks harga pada bulan September 2020.

Sementara, inflasi tertinggi terjadi di Gunung Sitoli sebesar 1,00 persen dan
inflasi terendah di Pekanbaru dan Pontianak sebesar 0,01 persen. Untuk deflasi tertinggi terjadi di Timika sebesar 0,83 persen dan deflasi terendah di Singkawang, Jember dan Bukittinggi sebesar 0,01 persen. Kota Palu menempati urutan ke-12 deflasi tertinggi di kawasan Sulampua dan urutan ke-33 secara Nasional.

BACA JUGA :  Tema Konferta AJI Palu 'Menjaga Ruang Redaksi', Sekjen AJI: Sedikit Nakal

Reporter : Irma
Reporter: Nanang