BALUT – Akademi Sastra Banggai (ASB) menyambangi SMA Negeri 1 Banggai dalam agenda Tur Buku “Musim yang Pergi” Jum’at (06/01) di lapangan SMAN 1 Banggai, Kabupaten Banggai Laut (Balut).
Tur buku tersebut dihadiri Ikerniaty Sandili dan Pipo Nur A. La Hamente, dua dari tujuh penulis dalam buku Musim yang Pergi,
Direktur FSB, Ama Achmad, mengatakan, ASB tidak berupaya mencetak penulis, melainkan melancarkan distribusi pengetahuan yang selama ini timpang.
Harapannya, kata dia, tumbuh pemikiran-pemikiran kritis pada peserta, dalam hal ini anak-anak muda dari Banggai Bersaudara.
“Tak hanya itu, ASB lahir dari keinginan agar anak-anak muda di Banggai Bersaudara terus bertaut dan terhubung. Menyisihkan ego masing-masing, dengan harapan taman atau ekosistem literasi bertumbuh rindang menaungi Banggai Bersaudara,” ucap Ama, sapaan akrabnya, saat dihubungi melalui telepon.
Sementara itu, Pipo Nur, mengatakan, buku Musim yang Pergi adalah tulisan yang lahir dari penulis-penulis di Banggai dan Luwuk. Selain itu, tulisan yang disajikan dalam buku tersebut sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Banggai Bersaudara.
“Ada cerpen tentang ubi banggai, ada puisi-puisi tentang Luwuk, pandemi, dan tulisan saya burung adat, atau burung maleo. Ada juga tentang pengendali hujan, seperti Mbak Rara yang di Lombok, di Banggai juga, si pengendali hujan berdoa dengan syarat, karena manusia hidup selaras dengan alam,” terang Pipo.
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Banggai, Mulyanto, mengapresiasi kegiatan tur buku tersebut.
Katanya, sekolah akan mencoba memberikan ruang yang lebih luas bagi siswa pegiat literasi, di antaranya dengan membuat website sebagai wadah bagi potensi siswa dalam bidang literasi.
“Dari kegiatan ini, kita dengar tadi ada yang sudah menulis cerpen, dibukukan bersama penulis-penulis lainnya, ada yang ikut lomba yang diselenggarakan komunitas penulis. Potensi kita banyak, tetapi jalannya yang kita tidak tahu. Karena itu kehadiran dua alumni kita membukakan jalan itu. Kami juga akan coba buat dan kembangkan website sekolah, jadi kita bisa latihan menulis di situ,” ujar Mulyanto.
ASB adalah residensi virtual selama 7 bulan yang digagas dan dikerjakan Yayasan Babasal Mombasa (Luwuk-Banggai), melalui Festival Sastra Banggai (FSB).
Reporter : Iker
Editor : Rifay