PARIMO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menyebutkan, tujuh kecamatan di wilayah tersebut menjadi lokasi rawan bencana banjir yang bisa terjadi setiap tahunnya.
kecamatan yang dimaksud adalah, Kecamatan Taopa, Mepanga, Tomini, Sidoan, Toribulu, Balinggi dan Kecamatan Sausu.
Kepala Pelaksana BPBD Parimo, Indran mengatakan, saat ini pihaknya telah mengeluarkan payung hukum terkait penetapan tanggap darurat, yang ditandatangani Bupati Parimo beberapa waktu lalu.
“Peraturn bupati (Perbup) tanggap darurat sudah ada, meskipun aturan itu ada bukan berarti penanganan menjadi ringan, kita harus melihat bagaimana kapasitas bencana itu terjadi,” ungkapnya saat ditemui, Jum’at (14/01).
Idran menjelaskan, terjadi banjir di satu wilayah tidak mesti harus dijadikan sebagai tanggap darurat. Tetapi ada kelas-kelasnya untuk menyimpulkan.
Meskipun tidak menyeluruh, akan tetapi menjadi keresahan bagi masyarakat, seperti banjir dibeberapa wilayah yang sering terjadi, walaupun tidak ada kerusakan secara fisik.
“Warga meminta harus ada antisipasi terhadap hal-hal yang terjadi. Sebab, bukan kewenangan BPBD saja melainkan beberapa OPD juga ikut andil,” jelasnya.
Lanjut Idran, Parimo sendiri merupakan daerah rawan bencana yang bukan luar biasa, seperti banjir, angin puting beliung yang sering terjadi. Pihaknya, telah berupaya melalui instrumen yakni Bidang mitigasi bencana berupaya terus mensosialisasikan kebencanaan.
Ia mengaku, beberapa waktu lalu banjir terjadi di Kecamatan Sidoan yang tidak berdampak cukup besar. Hanya saja, memakan korban dan pihaknya telah menyalurkan sejumlah bantuan logistik di lapangan.
Kedepannya, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, dalam mendeteksi secara langsung bencana yang terjadi di daerah melalui program Si-Bimo.
“Jadi dengan adanya aplikasi itu membantu kami mengetahui kejadian di daerah, baik itu di Kecamatan Moutong dan Sausu,” tutupnya.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin