PALU – Menjelang perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, Bank Indonesia (BI) telah memastikan ketersediaan uang kartal yang cukup dengan kualitas yang baik serta instrumen pembayaran non-tunai yang cepat, murah, mudah, aman dan andal.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), M. Abdul Majid Ikram, saat konferensi pers, di salah satu resto, di Kota Palu, Selasa (04/01) tadi malam, mengatakan, dalam menyediakan sistem pembayaran non tunai yang cepat, mudah, murah, aman dan andal bagi seluruh masyarakat, BI terus mendorong program digitalisasi sesuai Blue Print Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (BSPI).

“Salah satunya melalui program 12 juta merchant Quick Response Indonesian Standard (QRIS) di seluruh Indonesia,” katanya.

Sulawesi Tengah sendiri, lanjut dia, memiliki target sebesar 56,400 merchant dan saat ini telah tercapai sejumlah 94,317 merchant dan diupayakan akan terus bertambah.

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk mempermudah merchant dalam mendaftar QRIS, masyarakat dapat mendaftarkan usahanya atau mencari informasi lebih lanjut pada linktr.ee/QRIS_Sulteng.

“Selain QRIS, BI bersama perbankan baik di nasional maupun lokal juga mendorong penetrasi BIFAST sebagai sebuah infrastruktur sistem pembayaran yang bertujuan untuk mempermudah transaksi pembayaran ritel bagi masyarakat,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Unit Pengelolaan Uang Rupiah (PUR), KPw BI Sulteng, Antoni, mengatakan, menghadapi nataru tahun 2021, pihaknya telah menyediakan uang tunai sejumlah Rp762,7 miliar, terdiri dari 95,58 persen Uang Pecahan Besar (UPB) atau sebesar Rp729,016 miliar dan 4,42 persen Uang Pecahan Kecil (UPK) atau sebesar Rp33,713 miliar.

“Realisasi ini sedikit dibawah proyeksi kebutuhan uang untuk Desember 2021 yaitu sebesar Rp777,3, terdiri dari UPB sebesar Rp743,800 miliar dan UPK sebesar Rp33,525 miliar. Jadi terjadi penurunan sekitar 16,37 persen,” katanya.

Sebenarnya, kata dia, penurunan ini tidaklah terlalu mencolok, karena memang BI sedang menggiatkan transaksi non tunai. Selain itu, realisasi penggunaan uang tunai juga dipengaruhi adanya pandemi Covid-19.

“Hal lain, bank-bank juga kita dorong untuk melakukan transaksi Transaksi Uang Kartal Antar Bank atau TUKAB,” tambahnya.

Di tahun 2022 ini, pihaknya optimis ada peningkatan penggunaan uang, walaupun tidak terlalu jauh. Tahun 2022 ini, pihaknya memproyeksikan kenaikan sekitar 6 persen dari realisasi 2021. (RIFAY)