POSO – Hari kedua Festival Tampo Lore 2025 di Situs Megalit Pokekea diwarnai dengan pelatihan pengelolaan keuangan dibawakan oleh Kayleen, Konsultan Keuangan sekaligus Trainer dari Hannah Asa Indonesia.
Di hadapan peserta dan pengunjung festival, Kayleen membagikan tips penting dalam mengelola keuangan agar masa tua tetap terjamin meski sudah tidak produktif lagi. Sebagai pemegang sertifikasi Certified Financial Planner (CFP), Kayleen dikenal ahli dalam perencanaan keuangan.
Dalam workshop diikuti sekitar 30 peserta, Kayleen memaparkan materi seputar perencanaan keuangan pribadi maupun bisnis. Ia menekankan pentingnya pengaturan anggaran, pengelolaan utang dan arus kas secara disiplin.
Selain itu, ia juga menjelaskan tentang strategi investasi, mulai dari cara memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko hingga merancang tujuan keuangan masuk akal.
Kayleen menekankan, setiap orang perlu memprioritaskan perencanaan pensiun sejak dini, agar memiliki dana cukup untuk menopang kehidupan di masa pensiun kelak. Selain itu, manajemen risiko juga tidak kalah penting, misalnya melalui kepemilikan asuransi untuk melindungi aset dan pendapatan dari risiko tidak terduga.
“Setiap orang sebaiknya membiasakan diri untuk menyisihkan penghasilan, bukan sekadar menyisakan,” kata Kayleen sambil tersenyum kepada peserta. Menurutnya, perbedaan keduanya sangat besar: menyisihkan berarti menabung atau berinvestasi di awal begitu menerima penghasilan, sedangkan menyisakan hanya menabung jika masih ada uang tersisa setelah semua pengeluaran.
“Jika menabung hanya dari sisa belanja, seringkali tidak ada tersisa, karena kebutuhan atau keinginan bisa terus bertambah tanpa kontrol,” ujarnya mengingatkan.
Kayleen juga menegaskan pentingnya mendahulukan daftar kebutuhan dibandingkan daftar keinginan dalam mengatur keuangan. Ia menilai banyak orang sering tidak mampu membedakan keduanya, sehingga keuangan mereka menjadi rentan dan tidak stabil.
“Hal ini jika tidak cepat disadari akan membuat keuangan menjadi sulit,” katanya. Kayleen menekankan, kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan kewajiban pokok seperti cicilan rumah atau asuransi harus menjadi prioritas utama.
Dengan mendahulukan kebutuhan dasar, seseorang akan terhindar dari krisis keuangan. Sebaliknya, jika mendahulukan keinginan, keuangan rentan defisit, menumpuk utang, bahkan gagal menabung. Selain itu, kebiasaan mendahulukan kebutuhan, menumbuhkan disiplin finansial, karena dengan membedakan “butuh” dan “ingin”, individu atau keluarga belajar mengatur prioritas dan menunda kepuasan.
Ia pun mencontohkan daftar kebutuhan seperti membayar uang sekolah anak, belanja bahan makanan, dan membayar listrik. Sedangkan keinginan misalnya liburan ke luar kota, membeli gadget terbaru, atau makan di restoran mahal.
“Maka, prioritas yang benar adalah menyelesaikan daftar kebutuhan terlebih dahulu, baru jika ada kelebihan dana, keinginan boleh dipertimbangkan,” tegas Kayleen, yang pernyataannya disambut anggukan antusias para peserta.
Workshop tersebut mendapat sambutan hangat. Waktu sejam disiapkan panitia terasa tidak cukup, terbukti dari banyaknya pertanyaan peserta terkait pengelolaan keuangan keluarga maupun individu bermunculan sepanjang sesi.
Pada kesempatan tersebut Hannah Asa Indonesia, memberikan voucher senilai Rp500 ribu pada dua warga dari Desa Hanggira. Voucher tersebut berupa konsultasi keuangan gratis selama sebulan.
Reporter : **/IKRAM