PALU – Partai Demokrat tidak melihat upaya pemerintah untuk berhemat, sebelum meminta rakyat hidup lebih sulit dengan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Kenaikan harga tersebut, tentunya akan berimplikasi terhadap kenaikan harga lainnya, termasuk bahan pokok.
Sektetaris DPD Partai Demokrat Sulteng, Moh Hidayat Pakamundi, mengatakan, sejauh ini Partai Demokrat tidak melihat adanya upaya penghematan tersebut.
“Anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan proyek pencitraan. Para pejabat dan aparat pemerintah memperlihatkan gaya hidup yang jauh dari kesengsaraan rakyat,” kata Hidayat, Senin (05/09).
Selain itu, kata dia, Partai Demokrat juga tidak melihat tanda-tanda upaya untuk mengencangkan ikat pinggang dari operasional pemerintah.
“Ketika harga minyak dunia turun, harga BBM di Indonesia justru tidak turun. Lalu, uangnya sekarang kemana?,” tanyanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kenaikan harga BBM membuat kehidupan rakyat yang sudah sulit menjadi semakin sulit. Di sisi lain, kata dia, pemerintah bukannya mengurangi beban rakyat, tetapi malah menambah beban rakyat.
“Kondisi rakyat belum pulih akibat pandemi, malah semakin diperberat oleh pemerintah,” tutup Anggota Komisi IV DPRD Sulteng itu.
Pemerintah secara resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan nonsubsidi mulai hari ini, Sabtu 3 September 2022.
Harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Harga biosolar dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter
Sementara harga Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter. (RIFAY)