PALU- Puluhan prajurit Korem 132 Tadulako melakukan kirab dengan mengusung guma sepanjang 7,7 meter, lebar 2 meter dari markas Komando Resor Militer (Korem) 132 Tadulako Jalan Sudirman menuju Museum Senjata Tradisional Guma Provinsi Sulteng, Jalan Sultan Hasanudin, Kota Palu, Rabu (10/11).
“Selama ini belum ada museum guma. Ternyata guma senjata khas Sulawesi yang belum banyak dikenal. Baik internasional maupun nasional,” kata Danrem 132 Tadulako, Brigjen TNI Farid Makruf, di Palu, Rabu (10/11).
Setelah dirinya mengenal nilai budaya, artistik dan bagaimana senjata guma ini menjadi senjata bersejarah dalam perlawanan, para Tadulako mempertahankan wilayah melindungi rakyatnya, terhadap Belanda.
Sehingga ia, tertarik membuat museum guma. Dia berharap museum ini dapat menampung seluruh guma berusia ratusan tahun yang dipakai oleh Tadulako/Raja.
“Dengan dipajangnya guma raksasa di museum ini, mengingatkan kepada rakyat Sulteng, bahwa mereka memiliki senjata guma yang pantas dibanggakan,”ujarnya.
Ia berharap, panjang guma 7,7 meter ini menjadi ikon Sulteng di hari kemerdekaan Republik Indonesia 2022.
“Saya inginkan bisa melestarikan guma-guma ada di Sulteng maupun luar Sulteng bisa ditarik kembali untuk dipajang, agar bisa diceritakan kepada generasi mendatang, bahwa pernah ada senjata dahsyat guma,” pungkasnya.
Selain kirab guma, juga dilakukan peluncuran buku Tadulako setebal 390 halaman telah melalui riset dan peresmian museum guma senjata tradisional.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan hari pahlawan 10 November 2021, dilaksanakan Komando Resor Militer (Korem) 132 Tadulako.
Reporter: IKRAM
Editor: NANANG