PALU – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palu baru-baru ini menyelenggarakan kegiatan Capacity Building atau pengembangan kapasitas pegawai. Kompetensi yang sangat relevan dalam kegiatan ini melibatkan kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan melalui hubungan antar sesama yang mencakup komunikasi, kepemimpinan, dan keahlian berinteraksi lainnya. Contoh dari kompetensi tersebut mencakup kemampuan berkomunikasi yang baik, keterampilan kepemimpinan dan motivasi tim, kemampuan bekerja dalam tim, serta kemampuan menyelesaikan konflik.
GA Nasser, Kepala BPS Kota Palu, menyatakan bahwa Capacity Building yang mereka pilih merupakan kegiatan di luar kantor yang bertujuan untuk meningkatkan keakraban dan kerjasama antara pegawai, komunitas statistik, penyelenggara statistik, dan stakeholder utama, khususnya Bapppeda. Tujuannya adalah untuk meningkatkan motivasi dan pengembangan kapasitas pegawai dalam hal soft competency.
“Soft competency merupakan ketrampilan sosial dan kepribadian yang diperlukan untuk bekerja di tempat kerja dan berinteraksi dengan rekan kerja dan klien. Kompetensi ini terkait erat dengan kemampuan mengelola proses pekerjaan melalui hubungan antar sesama yang mencakup komunikasi, kepemimpinan, dan keahlian berinteraksi lainnya,” ujar GA Nasser di Aula Adilah Garden, Kelurahan Kawatuna, pada Senin (27/11).
GA Nasser menambahkan, “Harapan kami adalah agar pegawai tetap termotivasi dalam melaksanakan peningkatan tugas dan layanan kepada stakeholder dan publik, serta menjunjung tinggi kerjasama dan kolaborasi baik internal maupun eksternal sebagai komitmen dalam pembangunan ZI WBK/WBBM.”
Menurutnya, pelayanan di masa mendatang akan lebih berbasis online, terutama karena Kota Palu telah menjadi ‘SMART CITY’. Dengan SDM yang mayoritas berusia muda dan memiliki kompetensi pegawai yang baik, diharapkan BPS berhasil menghadapi perubahan yang akan terjadi.
“Motivasi bekerja seringkali menjadi masalah dalam SDM di banyak instansi karena dipengaruhi oleh mindset pegawai terkait pekerjaan. Mindset ini dapat berupa menganggap pekerjaan sebagai tugas yang membebani, sebagai karir, atau sebagai panggilan. Ketiga hal ini memengaruhi sikap dan hasil pekerjaan pegawai,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa unsur penggerak motivasi pegawai meliputi prestasi, penghargaan, tanggung jawab, pengembangan, kesempatan, dan keseimbangan dalam bekerja. “Beberapa kiat untuk mempertahankan motivasi kerja termasuk dalam acara yang kami rancang hari ini, yaitu dengan mendasarkan kerja sebagai ibadah, seni/hobi, rasa syukur, tanggung jawab, kebutuhan, dan manfaat. Yang paling penting adalah peran pemimpin baik atasan, organisasi, dan dari diri sendiri, yang merupakan kunci keberhasilan dalam upaya meningkatkan motivasi kerja,” ujarnya.
BPS memiliki motto ‘kerja bersama, bahagia bersama’. Mereka berharap agar kegiatan ini diikuti oleh seluruh peserta dengan semangat tinggi dalam suasana rekreatif. Sebagai penyelenggara, mereka berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk meningkatkan semangat, motivasi, keakraban, dan kerjasama dalam membangun data statistik yang berkualitas serta memberikan pelayanan prima.
Imron T. Musa, Kabag Umum BPS Provinsi Sulawesi Tengah, menyatakan, “Berpikir statistis adalah kemampuan untuk mengerti dan memahami bagaimana cara mendeskripsikan data, mengorganisasikan data, merepresentasikan data, menganalisis dan menginterpretasikan data, serta mengaplikasikan pemahaman statistis pada masalah nyata dengan memberikan kritik, evaluasi, dan membuat generalisasi.”
Imron menekankan pentingnya pemikiran yang wajar ketika turun lapangan, terutama dalam hal sensus ekonomi. “Ketika perusahaan memiliki omset atau produksi tertentu, kita harus berpikir dengan wajar dan mengikuti SOP masing-masing mitra statistik. Teman-teman BPS yang sering turun lapangan hanya perlu melakukan validasi, jadi kewajaran data harus menjadi pegangan kuat bagi mereka,” ujarnya.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG