PALU – Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, melakukan pertemuan dengan tim dan peserta Inkubator Bisnis Digital, di ruang kerjanya, Rabu (26/10).

Di hadapan wali kota, salah seorang tim Inkubator Bisnis Digital, Hisam, menjelaskan mengenai program yang dilaksanakan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Palu tersebut.

Kata dia, program itu telah berjalan beberapa bulan. Awalnya, kata dia, program ini diperuntukkan sebagai akselerasi IKM, namun dengan berbagai kendala yang dihadapi oleh IKM, pendampingan tidak bisa dilakukan sama rata.

“Kita coba laksanakan FGD dan menentukan apa yang dibutuhkan para IKM dan IKM apa yang dipilih,” katanya.

Menurutnya, dari proses FDG tersebut, disepakati bahwa pendampingan dilakukan kepada beberapa IKM sebagai pilot project, di mana yang dipilih merupakan IKM yang sudah jalan serta memiliki potensi untuk dikembangkan dan produk yang diolah merupakah ciri khas Kota Palu dan Sulawesi Tengah.

“Dibentuklah tim inkubator yang pada intinya ada empat sektor pembinaan yang kita lakukan, mulai dari manajemen produksi, manajemen mutu produk industri, pemasaran digital, serta branding dan packaging,” paparnya.

Ia mengatakan awalnya ada 50 IKM yang coba dianalisis oleh tim inkubator, kemudian mengerucut menjadi 30 dan pada akhirnya memilih sembilan IKM untuk dibina dalam projek awal tersebut.

Sembilan IKM yang dimaksud berasal dari berbagai sektor mulai dari produksi telur, cemilan, olahan ole-ole khas Kota Palu, dan olahan kelor.

“Para IKM tersebut merupakan keterwakilan dari delapan kecamatan yang ada di Kota Palu,” ucap Hisam.

Menurutnya, ada tiga tahapan dalam pendampingan, yaitu survei IKM, penentuan skema pendampingan dengan mengukur perkembangan IKM, dan tahap pendampingan secara berkala.

Ia menjelaskan, pendampingan dilakukan secara berkala dengan menurunkan langsung tim pendamping ke rumah produksi IKM dan proses pendampingan berjalan beriringan dengan proses produksi sehingga tidak menghambat proses produksi dan pemasaran IKM.

“Tentunya kita akan adakan evaluasi apa masalahnya, apa yang didampingi, dan apa hasilnya. Itu bisa dilihat antara pendamping satu dengan pendamping lain,” ungkapnya.

Dari enam orang tim pendamping, akan melakukan pendampingan terhadap minimal dua IKM utama yang menjadi tanggung jawabnya, tapi tidak menutup kemungkinan juga mendampingi IKM yang lain sesuai kompetensi pendamping.

“Setiap bulan tim pendamping akan melakukan evaluasi terhadap perkembangan IKM,” tandasnya.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay