PALU – Warga Kota Palu, dihebohkan dengan berita tertangkapnya buaya berkalung ban, sekaligus dilepasnya ban tersebut dari lehernya, Senin (7/2) tadi malam. Banyak yang penasaran, bagaimana prosesnya dan siapa penangkap buaya berteritori di bekas runtuhan Jembatan II lama itu.
Saat warga berhasil membebaskan ban di leher buaya itu, seorang lelaki berbaju merah berteriak di tengah kerumunan tepat di samping buaya.
“Yang penjahit, yang depan tukang coto, datang sama saya minta maaf sama buaya ini!” kata pria beraksen Jawa itu, belakanga mengaku bernama Tili.
Dia merasa tidak tenang pada malam sebelumnya, karena ditantang oleh seorang warganet (kemungkinan, red). Bahkan yang menantangnya itu, mengaku akan memotong kedua tangannya bila dia berhasil.
“Datang ke sini potong tangannya!” ujarnya emosional.
Pencinta Reptil
Dia mengaku lagi, aksinya ini demi menyelamatkan buaya, yang sudah bertahun-tahun terjerat ban tersebut. Makanya dia resah bila ada yang menyangsikannya.
Lebih hebatnya lagi, Tili yang baru empat bulan di Palu itu menjeratnya dengan alat yang ia siapkan sendiri. Tali kapal, beserta unggas sudah puluhan ekor ia beli sebagai umpan.
“Saya sudah habis sekitar 4 juta,” akunya.
Mengaku Punya Buaya Anak Si Kalung Ban
Lebih lanjut dia mengaku, memiliki seekor buaya di rumah. Bahkan ni dia yakin buaya itu anak dari ‘si kalung ban’.
“Anaknya ada sama saya sekarang, saya bawa ke rumah lihat anaknya ini?” imbuhnya.
Tili mengaku tinggal di salah satu BTN di Palu, namun tidak jelas BTN mana. Hanya menyebut tinggal dengan Pak Jarwo.
“Hidup Pak Jarwo. Pantoloan dukung saya!” teriaknya.
Sudah Menjerat Tiga Pekan Lalu
Tili menceritakan dia telah menyasar buaya itu sejak tiga pekan yang lalu. Bahkan dua kali jeratannya putus.
Kemarin pria asal Sragen itu menjeratnya lagi dengan menggunakan tiga tali jeratan. Akhirnya si buaya berhasil dia perangkap selepas magrib.
Setelah terjerat, Tili kemudian dibantu warga sekitar menepikan, sekaligus mengikat buaya dan menutup matanya untuk mengunci pergerakan hewan berdiameter dua kali ban motor tersebut.
Ini Isi Ban di Leher Buaya
Ban dipotong dengan gergaji besi. Setelah berhasil dipotong warga pun bersorak. Penasaran melihat karet tebal itu, warga berbondong mengabadikannya. Rupanya di dalamnya terdapat batu-batu kecil.
Tili patut diancungi jempol. Pasalnya, sejak 2016 ketika viralnya buaya tersebut, belum ada yang bisa menangkapnya. Bahkan Panji si Petualang pulang ke Jakarta tanpa hasil. Aktivis NGO dari Australia juga gagal.
Suasana Lain Saat Pelepasan Ban
Selain keseruan dan pekik gembira usai melepas lilitan ban. Nampak orang-orang mengelus-elus punggung buaya tersebut.
Salah satunya dari pantauan media ini, seorang ibu berjongkok nampak diam dan serius. Dia membelai punggung buaya itu, seolah orang tua yang membelai anak atau saudaranya yang sedang sakit.
Rep: Nanang