MOROWALI – Tiga Menteri RI kunjungi kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Rabu (23/06). Masing-masing, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves RI), Luhut B Pandjaitan, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, serta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sofyan Djalil.

Dalam kunjungan singkat itu, didampingi Chairman PT IMIP Halim Mina, serta beberapa jajaran direksi PT IMIP, para menteri melakukan meeting virtual dengan beberapa investor dari Tiongkok. Di antaranya Chairman Tsingshan Holding Group Mr Xiang Guangda, dan Chairman Delong Holdings Ltd, Ding Liguo. Beberapa topik dan isu strategis dibahas dalam pertemuan tersebut.

Dalam sambutannya, Luhut B Pandjaitan mengatakan, pemerintah sangat berterima kasih atas dukungan investasi yang diberikan pihak Tsingshan dan Delong Holdings Ltd kepada Indonesia, khususnya investasi yang ada di Morowali.

Apalagi, kata dia, progres pabrik di PT Huayue Nickel Cobalt (HYNC) sangat baik.

“Pada dasarnya, bantuan apa yang dibutuhkan supaya Tsingshan dan Delong Holdings Ltd bisa tetap berinvestasi di sini, supaya dicantumkan dan disampaikan kepada kami. Selanjutnya juga, soal proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau hydropower di Kalimantan Utara (Kaltara), bapak presiden (Joko Widodo) berharap proyek itu bisa groundbreaking pada September tahun ini,” kata Luhut.

Untuk soal perizinan, kata Luhut, semua perizinan yang dibutuhkan untuk mengembangkan investasi di Indonesia akan menjadi tanggungjawab dari pemerintah pusat. Selain itu, lanjutnya lagi, tahun depan akan mendorong APBN Indonesia untuk membeli semua kendaraan-kendaraan yang berbahan lithium.

“Nah itu juga mendorong pembelian lithium di Indonesia. Yang pertama kita lihat masuk itu Hyundai. Kita berharap, beberapa industri mobil ini bisa masuk ke Indonesia,” jelas Luhut.

Sementara, Chairman Tsingshan Holding Group, Mr Xiang Guangda mengatakan, pihaknya sangat berharap proyek industri hijau di Morowali mendapat perhatian dan bantuan dari pemerintah Indonesia. Terutama persoalan perubahan status lahan yang sampai hari ini masih terkendala.

“Semoga hal itu bisa mendapat atensi dari pemerintah. Dan kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan yang selama ini diberikan oleh pemerintah indonesia. Kalau untuk masalah industri mobil listrik di Indonesia, saat ini ada beberapa investor yang sangat tertarik mengembangkan isu industri lithium baterai di Indonesia. Dan tentunya kami juga butuhkan demand dari lithium baterai di Indonesia. Jadi kepastian masalah demand ini, sangat dibutuhkan dari para calon investor ini,” urai Mr Xiang Guangda.

Baginya, dengan teknologi di Tiongkok yang membutuhkan waktu 20 tahun untuk membangun mata rantai industri lithium yang lengkap, pihaknya menilai di Indonesia hanya membutuhkan waktu 5 tahun saja, mata rantai industri lithium telah tercapai.

Usai melakukan pembahasan tentang proyek industri hijau di Morowali (Kawasan Industri PT IMIP), serta masa depan indutri lithium di tanah air, para rombongan menteri tersebut kemudian meninjau pabrik yang dibangun oleh PT HYNC yang nantinya akan memproduksi bahan baku baterai lithium.

Usai peninjauan lapangan, rombongan kemudian kembali ke Jakarta melalui bandara khusus PT IMIP. (***)