PALU – Ratusan babi milik peternak di tiga Kabupaten di Sulteng mengalami mati mendadak. Hal ini dikarenakan terserang wabah Africa Swine Fever (ASF) atau demam babi. Tiga Kabupaten itu Kabupaten Poso, Morowali Utara dan Parigi Moutong.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tengah, Dandy Alfita mengatakan, untuk wabah demam babi terkonfirmasi positif di wilayah Sulteng, itu awalnya baru di dua kabupaten yakni Poso dan Morowali Utara. Kemudian, baru-baru ini, 6 Juni terlapor di Kabupaten Parigi Moutong, juga positif terjangkit ASF.
Penyakit itu sangat berbahaya sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen. Menurutnya, akibat demam babi berdasarkan laporan dari peternak babi sudah mencapai ribuan ternak milik mereka mati secara tiba-tiba,
Untuk itu kata dia, perlu perlakuan khusus pada bangkai ternak itu. Seperti penguburan massal dan melakukan penyemprotan disinfektan pada lokasi-lokasi kandang tersebut.
“Untuk demam babi ini tingkat kematiannya hingga 100 persen disebabkan oleh virus, sehingga jika satu ekor terkena virus bisa satu populasi yang berada di sekitar itu mengalami kematian. Sehingga upaya-upaya kami melakukan pemberian pengobatan suportif seperti jika ternak itu panas diberikan obat anti panas. Jika ternak itu nyeri kita berikan obat anti nyeri, karena sampai saat ini belum ada obat spesifik atau vaksin untuk demam babi ini,” ujar Dandy Alfita kepada media ini, di ruang kerjanya, Rabu (7/6).
Selain itu, di wilayah-wilayah yang belum terjangkit, pihaknya juga tetap memberikan tindakan berupa penyemprotan ke kandang-kandang peternak yang ada.
“Kami menghimbau kepada warga atau pemilik ternak, jika ada ternaknya mati secara tiba tiba, diharapkan bangkai jangan di buang ke sungai. Melainkan harus dikubur dan diharapkan melaporkan kepada kami segera untuk dilakukan penyemprotan,” harap Dandy Alfita.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG