Tidak Punya Uang, RSUD Ampana Tahan Pasien Anak

oleh -
Naldi bersama ibunya di RSUD Ampana. (IST)

AMPANA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, masih belum memperbolehkan seorang pasien anak asal Kabupaten Banggai, untuk pulang ke rumah, karena terkendala biaya.

Pasien anak bernama Naldi umur 10 bulan dirawat di rumah sakit itu atas rujukan dari Puskesmas Nuhon di Banggai.

Hadijah Bakari (46) ibu dari Naldi mengatakan dirinya berniat untuk membawa anaknya pulang ke rumah, setelah kondisi Nabil mulai membaik. Namun saat ini, masih tertahan akibat belum mampu membayar tagihan rumah sakit, karena dikenakan status sebagai pasien umum, sebab tidak memiliki dokumen layanan kesehatan gratis di rumah sakit.

“Sakit diare, sejak 27 Agustus lalu dirujuk kesini dari puskesmas. Sudah mau pulang pak, dan saya janji kembali kesini untuk bayar, asal bisa pulang kerumah dulu. Tapi tidak dikasih. yang mau dibayar itu sekitar 4 jutaan,” kata Hadijah

BACA JUGA :  Sebanyak 10 Simpul Relawan di Parimo 'Hijrah' dan Dukung Sangganipa

Sementara itu, Direktur RSUD Ampana, dr. Nico, S.Ked saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp membenarkan adanya pasien rujukan dari salah satu puskesmas di Kabupaten Banggai, namun tidak memiliki dokumen sama sekali.

“Memang ada pasien di atas dan masalahnya pasien/keluarga tersebut tidak ada jaminan apapun. Baik KTP, KIS, KK atau dokumen apapun” katanya dihubungi, Ahad (16/9).

Kata Nico, pihaknya telah mencoba melakukan koordinasi dengan dinas sosial Kabupaten Banggai, terkait dengan status pasien tersebut, untuk membuat dokumen jaminan kesehatan.

Nico berharap kedepannya, setiap pasien rujukan dari kabupaten lain, mesti melengkapi dokumen sebagai syarat jaminan kesehatan, mengingat RSUD Ampana sering mengalami kerugian untuk menutupi defisit anggaran.

BACA JUGA :  Kadis Perpusda Donggala: Budaya Membaca Banyak Mendorong Kreavitas

“Apabila ada pasien dari luar Touna dan tidak mempunyai jaminan apapun, akan kami kenakan uang muka. Untuk kasus gawat darurat, kami tetap tolong sampai pasien stabil, tanpa melihat uang muka. Mohon maaf, tapi ini kami lakukan untuk meminimalisir kasus-kasus seperti ini, di satu sisi kemanusiaan, tapi di sisi lain operasional RS harus terus berjalan,” jelas Nico.

Saat ini Naldi bersama ibunya masih tertahan di rumah sakit, akibat belum mampu membayar tagihan layanan kesehatan umum rumah sakit tersebut. (SURYA)

Tentang Penulis: Fauzi Lamboka

Gambar Gravatar
Profesi sebagai jurnalis harus siap mewakafkan diri untuk kepentingan publik. Menulis merupakan kebiasaan yang terus diasah. Namun, menulis bukan sekadar memindahkan ucapan lisan ke bentuk tulisan. Tetapi lebih dari itu, mengabungkan logika (akal), hati (perasaan) untuk medapatkan rasa, yang bisa diingat kembali di hari esok.