PALU – Wali Kota Palu, Hidayat mengambil kebijakan khusus kepada peserta Padat Karya dengan meliburkan segala aktivitas mereka selama masa pandemi virus corona atau Covid-19.

Sekalipun begitu, para peserta Padat Karya tetap berhak menerima upah seperti biasa.

Kebijakan tersebut disampaikan Hidayat saat menyerahkan bantuan logistik berupa beras dan gula pasir kepada 3734 peserta dan 92 Pengawas Padat Karya. Penyerahan dilakukan secara simbolis kepada 16 penerima di Ruang Bantaya, Balai Kota Palu, Selasa (05/05).

“Jadi, pada situasi corona saat ini, semua peserta Padat Karya diliburkan dulu dari kerja mereka hingga berakhir masa pandemi ini,” kata Hidayat.

Menurutnya, kebijakan itu sengaja diambil, karena ia tidak ingin aktifitas mereka itu dapat membahayakan diri dan keluarga mereka sendiri.

Diketahui, sejauh ini Padat Karya hanya beraktifitas selama 2 hari dalam seminggu. Berbeda dengan sebelumnya selama 5 hari.

“Kalau sebelumnya 5 hari kerja mereka diupah Rp500 ribu per bulan, namun sekarang hanya 2 hari kerja. Nah kalau ini dihitung, mestinya mereka diupah Rp200 ribu, namun saya menambahkan lagi Rp50 ribu. Berarti upah ini mengalami kenaikan,” jelasnya.

Lanjut dia, upah Rp250 ribu yang diterima peserta Padat Karya tersebut bersih, tanpa ada pemotongan BPJS Kesehatan lagi seperti sebelumnya. Kali ini, kata Hidayat, Pemkot yang menanggung lagi biaya BPJS semua peserta Padat Karya se Kota Palu.

“Jadi, saya tahu sampai saat ini masih ada oknum yang  belum bisa menerima kebijakan saya, padahal sesungguhnya pengalihan anggaran Padat Karya itu dialokasikan ke sektor pendidikan dan kesehatan,” jelasnya.

Menurutnya, dampak pengurangan anggaran Padat Karya senilai Rp16 miliar itu sangat bermanfaat bagi warga Kota Palu, khusunya dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang cerdas dan sehat.

“Mulai dari TK, SD dan SMP semua biaya masuk sekolah sudah gratis. Demikian pula di bidang kesehatan, seluruh Puskesmas telah membuka pelayanan gratis kepada masyarakat umum. Tak membedakan baik miskin maupun kaya jika berobat di Puskesmas pada pukul 15.00 sore hingga 20.00 malam itu semua gratis,” terangnya.

Kebijakan pengalihan dana Padat Karya tersebut, tambah dia, terpaksa dilakukan karena  mengingat kemampuan keuangan daerah.

“Jadi saya berharap kepada semua peserta Padat Karya dapat ikhlas menerima itu, karena dana ini juga dipakai untuk membentuk karakter generasi kita dengan mendorong akhlak budi pekerti mereka seperti penambahan jam belajar agama pada sore hari. Akibat dari itu pula, belum lama ini Kota Palu berhasil meraih juara 1 pada ajang MTQ tingkat provinsi,” tuturnya.

Hidayat mengajak kepada semua peserta Padat Karya untuk mendorong peningkatan pendapatan keluarga mereka dengan membentuk kelompok usaha keterampilan.

“Coba bentuk kelompok usaha dengan jumlah 5 orang per kelompok, usahanya apa saja. Kalau sudah, silahkan menyusun kebutuhan kepada saya untuk segera ditindak lanjuti. Saya tunggu paling lambat bulan Juli 2020,” tandasnya. (HAMID)