POSO – Pondok Pesantren Islam (PPI) Amanah Putri Kabupaten Poso menyatakan dukungan penuh terhadap Satuan Tugas Operasi Madago Raya dalam upaya mencegah penyebaran paham radikal dan intoleran di wilayah Poso.

Pimpinan PPI Amanah Putri, Agus Salim atau yang dikenal sebagai Ustaz Hudzaifah, menyampaikan apresiasi atas kunjungan Satgas Madago Raya ke pondok yang ia pimpin.

“Kami selalu terbuka menerima kehadiran Satgas. Kunjungan ini bukan yang pertama, dan kami berharap dapat terus berlanjut. Pondok ini siap bersinergi menjaga keamanan dan mencegah paham radikal,” ujarnya.

PPI Amanah Putri berada di bawah naungan Yayasan Wakaf Amanatul Ummah (YWAU) Kabupaten Poso, dengan Ketua Yayasan Ustaz Yusrin Ichtiawan.

Pondok ini didirikan oleh K.H. Muh. Adnan Arsal, yang bersama seluruh jajaran pengurusnya telah menyatakan ikrar setia kepada NKRI dan mendeklarasikan pembubaran kelompok Jamaah Islamiyah (JI) di Poso.

Menurut Agus Salim, seluruh tenaga pengajar di pondok mengacu pada kurikulum Kementerian Agama, sesuai izin operasional yang dimiliki. Dari 23 pengajar, dua di antaranya berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Saat ini, pondok memiliki 153 santriwati yang seluruhnya tinggal di asrama, kecuali jika sakit. Santriwati berasal dari berbagai daerah, termasuk Tojo Una-Una, Morowali Utara, Kota Palu, dan wilayah Napu, Lore Utara.

Selain mengajarkan pendidikan agama, PPI Amanah Putri juga menyelenggarakan Ujian Nasional Kesetaraan untuk tingkat Wustho (setara SMP) dan Ulya (setara SMA).

Pendidikan yang diberikan menekankan nilai-nilai moderasi beragama serta wawasan kebangsaan, sebagai langkah konkret mencegah infiltrasi paham radikal.

Agus Salim menegaskan bahwa radikalisme dan intoleransi membawa dampak buruk yang serius. “Kalau dibiarkan, paham ini bisa berujung pada aksi terorisme, menimbulkan keresahan, kerugian ekonomi, bahkan mengikis nasionalisme,” tegasnya.

Ia menambahkan, situasi keamanan di Poso kini sudah jauh lebih kondusif, namun upaya pencegahan tetap harus dilakukan.

“Kami akan selalu bersinergi dengan Satgas Madago Raya dan semua pihak untuk memastikan wilayah ini tetap aman, damai, dan bebas dari paham radikal,” katanya.

Satgas Madago Raya juga mengajak seluruh pihak, termasuk lembaga pendidikan dan tokoh agama, untuk bersama-sama mencegah radikalisme melalui pendidikan agama yang moderat, penguatan wawasan kebangsaan, serta kewaspadaan terhadap aktivitas yang mengarah pada paham radikal. ***