“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat [49] : 13)
Perbedaan di antara kita adalah sebuah keniscayaan. Tidak mungkin, seseorang dengan orang lain memiliki kesamaan yang persis. Orang kembar indentik pun ada bedanya.
Demikian juga dalam hal cara pandang, gagasan, buah pikiran, keinginan, setiap orang pasti berbeda-beda.
Oleh karena itu, perbedaan itu lumrah dan tak mesti disalahpahami membahayakan. Yang membahayakan adalah jika kita salah menyikapi perbedaan.
Perbedaan tidak akan berujung konflik selama tidak disertai dengan sentimen dan kebencian.
Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
Dalam menyikapi perbedaan mestinya, didahulukan dengan sikap tenang. Sebaliknya, tidak tenang perbedaan, dan emosional, maka tentu akan mengakibatkan kondisi yang buruk. Sebab orang yang mendahulukan emosi saat ada perbedaan, akan sulit menemui jalan keluarnya.
Tenang saat ada yang berbeda, adalah kunci utama dalam menjalani hidup bersosial atau bermasyarakat.
Jika tenang sudah ada dalam sikap, maka pemikiran positif akan hadir. Di tengah-tengah perbedaan itu, dia menganggap bahwa hal ini adalah ladang amal bagi kita untuk saling mengenal, menghargai, menghormati dan menginstropeksi diri. Dengan begitu, perbedaan malah menjadi sesuatu yang membuat kita semakin meninggikan derajat di masyarakat kita.
Semoga Allah Swt. memberi kekuatan dan kita termasuk orang-orang yang berhati bening sehingga senantiasa tenang menghadapi perbedaan dan selamat menjalani hidup ini. Aamiin yaa Robbal Aalamiin. Wallahu a’lam
NURDIANSYAH (PEMIMPIN REDAKSI MEDIA ALKHAIRAAT)


