DONGGALA – Suasana yang aman, damai dan tentram tentu sangat diinginkan setiap orang. Siapapun dan dari kelompok manapun, pada prinsipnya sangat menginginkan hidup berdampingan dengan sesama, tanpa saling bermusuhan.

Namun terkadang, ada saja oknum-oknum tertentu yang sengaja menciptakan hal-hal yang bisa merusak perdamaian itu sendiri. Mereka dengan sengaja membuat suasana yang sudah kondusif menjadi terganggu. Bukan hanya dalam bentuk tindakan nyata, tetapi juga dengan menghembuskan isu-isu provokatif yang membuat masyarakat terpecah belah.

Tindakan yang dimaksud bisa bermacam-macam, seperti menyebarkan berita hoax melalui media sosial maupun propaganda lainnya, atau menunggangi momen politik dengan isu-isu yang berbau Suku, Agama dan Ras (SARA).

Apalagi di momen menjelang Pemilu serentak (Pileg dan Pilpres) Tahun 2019 ini, sangat sering ditemukan isu-isu yang berbau provokatif tersebut.

Baik penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU dan Bawaslu maupun pihak kepolisian sudah berupaya untuk meredam maraknya isu-isu ini. Namun hal itu juga tidak dapat dilakukan secara maksimal tanpa ada keterlibatan masyarakat.

Hal ini juga tak luput dari perhatian para pekerja yang tergabung dalam Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Wani, Kabupaten Donggala.

Kelompok inipun mengaku sangat tidak sepakat dengan perang opini dan saling menjatuhkan sesama anak bangsa.

Menurut mereka, hal-hal seperti itu justru membuat tidak nyaman dan membuat jenuh masyarakat karena selalu disuguhkan dengan hal-hal provokatif yang berpotensi memecah belah dan membuat suasana menjadi tidak kondusif.

Ketua TKBM Pelabuhan Wani, Sadman, belum lama ini, menyatakan mendukung segala upaya yang dilakukan dalam rangka meredam isu-isu yang bisa memecah belah persatuan kesatuan.

Dia mengajak kepada anggotanya sesama TKBM, maupun kepada masyarakat luas untuk tidak ikut-ikutan menyebarkan berita-berita yang berbau SARA atau bohong (hoax).

“Kita harus berhati-hati sebelum menyebarkan berita. Harus dilihat dulu apakah benar atau tidak. Kalau kita ikut menyebarkan hoax, itu sama saja kita ikut memecah belah persatuan dan membuat suasana tidak kondusif,” tuturnya.

Dia juga mengatakan, di tahun politik ini, perbedaan pilihan adalah hal yang wajar dan tidak boleh menjadi alasan untuk saling memusuhi.

“Jangan sampai pilihan presiden/wakil presiden dan caleg kita berbeda, lalu kita saling bermusuhan dengan orang lain yang pilihannya juga beda,” ujarnya.

Menurutnya, jika ingin memenangkan pilihannya, maka sebaiknya melakukan sosialisasi secara baik dan santun, bukan dengan cara menjatuhkan lawan politik atau menggunakan segala macam cara yang tidak dibenarkan dalam aturan.

“Mari kita sama-sama menjalin persatuan agar semua proses pemilu ini berjalan dengan baik dan lancar sebagaimana yang kita harapkan bersama,” tutupnya. (RIFAY)