Telkomsel Datangkan 283 Genset ke Palu

oleh -
Ilustrasi

PALU – Untuk menjamin kestabilan jaringan seluler di Kota Palu, pihak Telkomsel mendatangakan 283 unit Genset ke Kota Palu.

“Saat ini sedang dalam tahapan mobiliasasi ke Palu,” kata ICT Operation Telkomsel Pamasuka,  Muhammad Muslih di Palu, Sabtu malam.

Genset itu didatangkan merupakan bentuk pemberian jaminan kestabilan jaringan seluler di Kota Palu, pasca pemadaman bergilir aliran listrik PLN dalam waktu satu pekan ke depan.

“Genset itu didatangkan wilayah Manado, Makassar, Gorontalo dan Pare-Pare,” ungkapnya.

Menurut dia, untuk saat ini, jaringan seluler Tekomsel dalam keadaan baik, walaupun di beberapa titik, signal yang ddapatkan hanya satu bar saja, tetapi akses internet masih dapat dilakukan.

Sebelumnya PT PLN (Persero) telah membangun tiang darurat (tower emergency) untuk menggantikan tower No.46 di Desa Tabalu, Kecamatan Poso Pesisir, Sulawesi Tengah, yang roboh pada Senin (24/4).

Manajer Area Penyalur dan Pengatur Beban (AP2B) PT PLN Sistem Minahasa Sugeng Hidayat mengatakan robohnya tiang tersebut mengakibatkan suplai listrik ke Kota Palu dan dan tiga kabupaten lain terputus total.

Tower darurat ini, kata Sugeng, membutuhkan waktu konstruksi selama delapan hari sehingga aliran listrik tegangan tinggi dari PLTA Poso ke sistem kelistrikan Palu baru akan pulih kira-kira delapan hari lagi.

Tower transmisi listrik tegangan tinggi (SUTT) No.46 yang terletak di tepi Sungai Puna, Desa Tabalu, Kecamatan Poso Pesisir, itu roboh pada Senin (24/4), dan mengakibatkan sistem kelistrikan Palapas (Palu, Donggala, Parigi dan Sigi) kehilangan daya 60 MW sehingga harus melakukan pemadaman secara bergilir sejak Senin (24/4).

Durasi pemadaman bisa mencapai enam jam, lalu hidup lagi sekitar tiga jam dan dam lagi, begitu seterusnya. (FAUZI)

Tentang Penulis: Fauzi Lamboka

Gambar Gravatar
Profesi sebagai jurnalis harus siap mewakafkan diri untuk kepentingan publik. Menulis merupakan kebiasaan yang terus diasah. Namun, menulis bukan sekadar memindahkan ucapan lisan ke bentuk tulisan. Tetapi lebih dari itu, mengabungkan logika (akal), hati (perasaan) untuk medapatkan rasa, yang bisa diingat kembali di hari esok.