PALU-Taman Baca Masyarakat (TBM) Buluri dan Komunitas Hutan Terakhir (Kathari) menginisiasi gerakan Literasi melawan pertambangan.

Gerakan tersebut dilakukan dengan cara membuka donasi buku bekas, buku baru kemudian buletin lembaga yang berkaitan dengan lingkungan hidup, pertambangan dan lainnya.

Mayong Pratama, Ketua TBM Buluri mengatakan, Buku seringkali diabaikan dimasa sekarang bahkan mungkin dianggap kuno.

Menurutnya, menumbuhkan minat baca melalui buku menjadi tantangan diera digital.

“Hal tersebut tidak membuat kami putus asa. Kami ingin menghadirkan buku ditengah masyarakat terutama di lingkup pertambangan,” kata Mayong. Senin (15/07).

Dengan adanya gerakan literasi tersebut , kami ingin buka perpustakaan warga.

Mayong juga berharap donasi buku tersebut direspon publik dengan baik.

Sementara, Arman selaku Dinamisator Kathari mengungkapkan bahwa membaca adalah melawan.

Lebih lanjut Arman menerangkan yang dilawan adalah ketidaktahuan terhadap apa yang ada di sekitar kita.

“Dengan membaca buku-buku kita banyak mendapatkan referensi terkait hak kita sebagai warga lingkar tambang,” ungkapnya.

Harapannya gerakan literasi yang dilakukan bisa mendidik perlawanan sebaik mungkin.

Memperbanyak referensi tentang lingkungan hidup dan pertambangan bertujuan memperkuat perspektif hukum warga terkait dengan hak-hak yang tidak boleh diabaikan oleh perusahaan.

“Sebagai warga kita berhak atas udara bersih dan sehat. Kemudian kita juga berhak atas sumber mata air yang tetap terjaga kelestariannya,” imbuhnya.

Reporter : **/IKRAM
Editor: NANANG