POSO – Sebanyak 350 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan mempertunjukkan tarian kolosal dalam pembukaan Festival Danau Poso (FDP) di Kecamatan Pamona Pusalemba, Kota Tentena, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (20/10) malam.
Tarian kolosal itu menampilkan tari Motaro dan Kamberu yang kerap dilakukan untuk menyambut para pahlawan yang pulang dari medan perang di masa lampau.
Di masa kini, tarian tersebut ditampilkan untuk menyambut berbagai tamu daerah baik dari provinsi maupun nasional.
Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura menyampaikan, FDP merupakan pertunjukkan tertua yang sudah digelar sejak tahun 1989 disepanjang pinggir Danau Poso.
FDP, kata dia, menampilkan berbagai seni dan budaya dari berbagai kabupaten/kota.
Dalam perjalanannya, lanjut dia, FDP sempat terhenti akibat rangkaian konflik kemanusiaan yang panjang serta penyebaran wabah Covid-19.
“Namun saat ini kembali digelar untuk menghapus stigma sekaligus memulihkan citra Poso yang nyaman dan damai dalam bingkai toleransi yang luar biasa,” kata Rusdy saat membuka FDP.
FDP kali ini mengangkat tema ‘Pesona Megah Sulawesi Tengah’ di antaranya menampilkan kuliner khas daerah, workshop budaya, teatrikal serta kolaborasi musik dan tarian daerah.
Gubernur berharap, FDP dapat menjadi magnet untuk menarik atensi para wisatawan dari luar Sulteng serta mancanegara.
“Lebih dari itu kami berharap FDP akan masuk ke dalam kalender event nusantara 2023,” ucapnya.
Sementara Bupati Poso, Verna Gladies Merry Inkiriwang, menyebutkan, ada dua inti dari FDP, yakni mempromosikan potensi daerah yang penuh dengan berbagai kekayaaan budaya serta pariwisata berbasis alam dan sejarah.
“Sebab budaya serta pariwisata yang ada di Poso memiliki keunikan tersendiri, sehingga perlu di optimalkan melalui berbagai promosi salah satunya lewat FDP untuk mendatangkan wisatawan nasional maupun mancanegara,” ujarnya.
Selanjutnya, sambung Verna, FDP untuk mempercepat putaran roda ekonomi melalui usaha mikro kecil menengah (UMKM), industri kecil menengah maupun dengan ekonomi kreatif masyarakat Kabupaten Poso.
“Sekaligus dapat memicu kemandirian ekonomi masyarakat secara menyeluruh,” tutup Verna.
Reporter : Faldi/Editor : Rifay