Akan tetapi secara maknawi, kata itu terpisah. Dalam bahasa Kaili Tai adalah perut juga rahim.  Di dalam rahim terdapat kasih sayang di mana di sana terlahirlah manusia. Sedangkan ganja artinya bentuk rupa. Jadi, Taiganja adalaah bentuk rupa dari rahim.

“Hanya saja mungkin ada yang belum tahu. Untuk penamaan saya sudah berkomunikasi dengan Pak imam beberapa saat kemarin,  dan tokoh adat,”imbuhnya.

Secara branding, juga dengan ditempatkannya Taiganja di Kalukubula, akan membuat nama desa Kalukubula juga semakin dikenal. Menurutnya ketika disebut Taiganja maka orang tahu letaknya di Kalukubula. Taiganja pun akan menyertai nama Kalukubula.

Mengulik Pesonan Taman Taiganja

Taman Taiganja mebentang memanjang dari Selatan ke Utara, di bantaran sungai Palu di Desa Kalukubula. Bila mengambil jarak dari pusat Kota Palu, maka jaraknya  6,5 KM, atau bila di perbatasan Palu dan Sigi jaraknya sekira 1,5 KM saja.

Taman Taiganja. (Foto: MAL/Nanang)

Bila mengikuti peta GoogleMaps, letak RTH itu dari arah Kota Palu melewati Jalan Guru Tua, berbelok kanan masuk ke Jalan Kelor (Jl. Puaimantua, red). Hanya sekira 200 meter, maka sudah akan melihat plang besa bertuliskan “Taiganja” berwarna orange. Dan langsung tampak pula, Tugu Taiganja setinggi lebih kurang 4 atau 5 meter.

Memasuki tamannya yang sedikit berundak, disambut beberapa setapak, dan dudukan beton yang juga berfungsi sebagai pot besar. Selain itu taman ini dikelilingi jogging track.

Di spot utama terdapat Tugu Taiganja yang kokoh terbuat dari kuningan tebal, di atas panggung setengah lingkaran. Di bawah panggung di buat lebih lapang, sekira 7 atau 8 meter dan dikelilingi dudukan semacam coliseum, tempat bagi pengunjung menyaksikan penampilan di atas panggung tersebut.