SOROWAKO – PT. Vale Indonesia Tbk menargetkan reklamasi di atas lahan pascatambang, seluas 79 hektar Tahun 2019 ini.

Program itu dilakukan PT. Vale untuk mewujudkan keberlanjutan lingkungan setelah aktivitas pertambangan nikel di Sorowako.

Manager Reklamasi Tambang PT. Vale Indonesia Tbk, Yohan Lawan, di Fasilitas Pembibitan Pohon (Nursery) dan Taman Tambang Sorowako, Sulsel, Rabu (27/03), mengatakan, setiap tahun pihaknya terus menargetkan reklamasi di lahan-lahan bekas pertambangan. Meski demikian, saat ini masih tersisa 1800 hektare lahan belum direklamasi.

“Reklamasi terus kami lakukan. Program ini sudah empat kali mendapat penghargaan Best of The Best penghijauan,” katanya.

Untuk memenuhi penghijauan itu, PT. Vale menyediakan 2 hektar pembibitan yang ada di lokasi perusahaan. Jenis bibit yang tersedia bermacam-macam, di antaranya kayu angin, kasorina, sengon, bikti ekalektus dan daun salam.

Bibit-bibit itu didapat dari hutan lokasi perusahaan dan masyarakat local di sekitar perusahaan.

Sekali penanaman dalam satu hektarnya, masing-masing 400 pohon dengan jarak yang sudah ditentukan.

Di usia sekitar tiga tahun, kemudian ditanami lagi tanaman kayu local. Karena kayu local membutuhkan naungan, sehingga total pohon yang ditanam setiap hektare-nya mencapai 1400.

“Bibitnya di sini sekitar 60 persen dari warga local, sisanya dari hutan PT Vale,” terangnya.

Yohan mengaku, pusat pembibitan itu dirawat oleh 60 petugas terampil yang ahli di bidangnya agar terawat secara baik.

Meski demikian sedikit mengalami kesulitan dalam pemeliharaan bibit pohon local, karena tidak memiliki mycorrhiza. (YAMIN)