BALUT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai Laut (Balut)disayangan, karena tidak memaksimalkan pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) tahun 2021, hanya mampu menyerap 25 persen atau menyisahkan Rp2,3 Miliar.

Kepala Perwakilan (Kaper) Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulteng, Tenny C. Soriton menyampaikan, sangat menaruh harapan kepada Bupati Balut, Sofyan Kaepa dan Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana (OPD KB) daerah tersebut, dapat memanfaatkan semaksimal mungkin dana tersebut, karena tahun ini program tersebut kembali dianggarkan pemerintah pusat kepada Balut sebesar Rp3,1 Miliar.

“Motor yang sudah rusakk silahkan diajukan penghapusan, kemudian mengusul lagi jika masih dibutuhkan. Kalau di Banggai laut ternyata sudah banyak motor penyuluh, mungkin bisa diusulkan untuk pengadaan transport laut antar pulau, minimal katinting. Sayang ada anggaran tapi tidak digunakan padahal banyak yang masih dibutuhkan. Karena jika tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin dan tidak salah sasaran yang dapat pengembalian kembali ke kas negara,” ujar Tenny, saat melaporkan realisasi DAK 2021 dan Pagu DAK 2022 kepada Bupati Balut, Sofyan Kaepa, di Kantor Bupati Balut, Jum’at (22/04).

Menanggapi hal itu, Bupati berjanji akan menindak tegas dan mengawal penyerapan anggarannya, agar bisa naik kelas untuk pelayanan terbaik kepada masyarakat.

“DAK fisik 2021, saya sudah naik tanduk untuk ini. Setengah mati cari uang di luar, tapi tidak ada ba kasih abis. Saya akan panggil hari senin (besok). Saya mau tanya langsung OPD nya kenapa sampai tidak digunakan,” ungkapnya.

Dalam Aadiensi yang berlangsung santai itu. Bupati Balut banyak bercerita tentang Balut yang mulai terdengar gaungnya sejak kepemimpinannya yang baru 1 tahun 2 bulan. Dia mengaku, selama itu pencegahan stunting terus digalakkan di 7 kecamatan, dimana 4 diantaranya berada di dalam pulau besar, sementara 3 lainnya di luar pulau yang meliputi 160 pulau, dan semuanya berpenghuni.

Kata Bupati, berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia Tahun 2021, angka prevelensi stunting Banggai Laut sebesar 26.1 persen atau berada di urutan ke 4 angka stunting rendah di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Menurutnya, salah satu upaya untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024, yakni telah dialokasikan dana Percepatan Penurunan Stunting kedalam Batang Tubuh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Mendapat bantuan dana dari APBN, Bupati mengaku sangat berterimakasih, terlebih kata dia, program BKKBN sangat dibutuhkan masyarakat Banggai Laut.

“Masyarakat sangat membutuhkan, Alhamdulillah nanti tahun 2023 banyak fasilitas yang disediakan, ini tinggal bagaimana kita berkolaborasi sehingga pemerintah daerah, BKKBN dan semua masyarakat bisa menikmati,”  tandas Bupati.

Editor : Yamin