Syekh Ali Jaber: Boikot Produk Prancis Bentuk Jihad

oleh -
Syekh Ali Jaber saat safari dakwah di Masjid Baiturrahim Lolu, Palu, Senin (02/11), (FOTO: MAL/IKRAM)

PALU- Baru-baru ini Presiden Prancis Emmanuel Macron, tak akan melarang pencetakan karikatur Nabi Muhammad SAW. Pernyataan ini dianggap menyudutkan agama Islam dan  menghina Nabi Muhammad SAW.

Sikap Macron tersebut menimbulkan reaksi umat Islam dunia. Dunia Islam kemudian, mengambil sikap memboikot produk dari Prancis.

Ustadz kondang Syekh Ali Jaber, dalam safari dakwahnya di Kota Palu, turut mengimbau umat Islam untuk memboikot produk dari negari Liberty tersebut. Bahkan, langkah itu disebutnya sebagai bentuk jihad.

“TNI dan kita tidak punya kesempatan memerangi Prancis. Tapi ini salah satu langkah jihad kita, bidang ekonomi,” kata Syekh Ali Jaber saat safari dakwah di Masjid Baiturrahim Raya Lolu, Kota Palu, Senin (2/11).

BACA JUGA :  Selain Jurnalis, MediaMIND 2024 Libatkan Mahasiswa Menulis Tambang Berkelanjutan

Menurutnya, dasar kebebasan berpendapat itu tidak dapat dibenarkan.

Ia menilai, kebebasan selama ini jikalau itu menyasar umat Islam. Mereka berani terhadap umat Islam seperti itu, dikarenaka umat Islam saat ini masih lemah.

“Karena sayang sekali umat Islam sangat lemah, mereka bersuara tapi tidak didengar, persoalan kita belum bersatu ,” kata Ali Jaber.

Ia mengatakan, menghadapi suatu masalah/kasus harus bersatu. Namun saat ini masih muncul perbedaan pendapat.

BACA JUGA :  Menkumham Bahas Penanganan Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu di Sulteng

Menurutnya lagi, boikot ini adalah bentuk ikhtiar umat Islam untuk membalas perilaku Prancis.

“Ini salah satu ikhtiar menunjukkan cinta kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam (SAW),” sebutnya.

Ini yang disebut dengan perang ekonomi, empat hari saja boikot Prancis rugi miliaran, dan telah membuat Macron melunak.

Ia menggugah, bagaimana kalau Indonesia bergerak. Tidak perlu demo, cukup duduk manis saja dengan tidak membeli produk Prancis.

“Masuk di mana saja jangan beli produk Prancis, itu saja,” katanya.

Walaupun itu belum menjadi bentuk kesempurnaan cinta kepada Nabi Muhammad SAW, tapi setidaknya kita menunjukkan apa yang kita bisa berikan untuk membela nabi Muhammad SAW.

Reporter: Ikram
Editor: Nanang