PALU – Setelah terjadi kenaikan pada beras, harga gula pasir juga saat ini merangkak naik. Hal itu terpantau pada harga gula pasir di pasaran.
Kepala Dinas Pangan Provinsi Sulawesi Tengah Iskandar Nontji tak menampik dengan harga gula pasir saat ini tinggi. Menurut dia, penyebab harganya tinggi adalah lantaran harga gula internasional yang juga tinggi. Sehingga Indonesia yang masih ketergantungan dengan gula impor, yang mau tak mau harus mengikuti harga patokan gula dunia.
“Ketersediaan stok gula pasir terbatas, harga gula internasional naik, sementara meningkatnya kebutuhan gula. Untuk menekan kenaikan harga di tingkat pasar pemerintah mengambil langkah antisipasi dengan menggelar pasar murah,” ujar Iskandar Nontji, kepada media ini, Rabu (15/11).
Sementara ada beberapa komoditas harganya naik di atas 10 persen, melebih harga acuan pembelian/ penjualan (HAP) atau HET seperti: Jagung tingkat peternak (52,07 persen), cabai rawit merah (31,84 persen), beras medium zona 3 (28,63 persen), cabai merah keriting (18,67 persen), beras medium zona 2 (17,88 persen), beras medium zona 1 (16,95 persen), beras premium zona 3 (16,88 persen), gula pasir (13,75 persen), dan kedelai Bj kering (11,68 persen).
Reporter: IRMA
Editor: NANANG