PALU – Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Alkhairaat, Habib Ali bin Muhammad Aljufri, mengatakan, pihaknya sedang mengupayakan agar Presiden RI Joko Widodo bisa hadir membuka muktamar pada tanggal 27 Juli mendatang.
“Undangan sudah dikirim panitia pelaksana ke pihak Presiden, dan kita masih menunggu jawabannya seperti apa. Mudah-mudahan diterima agar muktamar nanti dibuka langsung oleh presiden,” katanya, di Palu, Kamis (14/07).
Nantinya, kata dia, yang akan menjadi fokus diskusi dalam pelaksanaan muktamar adalah evaluasi serta pembukaan madrasah maupun pondok pesantren Alkhairaat ke wilayah Jawa maupun Sumatera.
“Tujuan lain muktamar yaitu memupuk semangat silaturahim antar abnaul khairaat dari generasi ke generasi, untuk menjaga apa-apa yang sudah menjadi pesan dari Pendiri Alkhairaat, Habib Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pengarah atau Steering Committee (SC) Muktamar Besar XI Alkhairaat, Prof. Dr. Zainal Abidin, mastikan seluruh pengurus komisariat wilayah (komwil), komisariat daerah (komda) serta Badan Otonom Alkhairaat hadir dalam pelaksanaan muktamar nanti.
“Yang akan hadir itu 14 komwil, 27 komda ditambah Badan Otonom Alkhairaat, dan sampai saat ini seluruh rangkaian kesiapannya sudah 90 persen. Kita sudah monitor juga peserta muktamar seperti dari wilayah Papua itu sudah berangkat ke Palu,” jelas Zainal.
Zainal mengemukakan, evaluasi yang menjadi agenda muktamar adalah memperbaharui kembali isi Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) sesuai yang sudah disetujui oleh mendiang Ketua Utama Alkhairaat, Habib Saggaf bin Muhammad Aljufri.
Menurutnya, perubahan itu dinilai penting, sebab memasuki abad ke dua berdirinya, Alkhairaat akan menghadapi berbagai tantangan yang sulit diprediksi secara pasti dalam berbagai sektor.
Karena ke depan, lanjut dia, tidak hanya bicara agama lagi, tapi bicara bagaimana pengembangan organisasi. Bukan hanya tingkat nasional, tapi bagaimana peran-peran Alkhairaat di tingkat global seperti dalam konferensi Organisasi Kerjasama Islam atau OKI Rabithah Alam Islami di Mekkah.
“Sehingga kita merancang berbagai persiapan ini mulai dari infrastruktur, manajemen, sistem berbasis digital, hingga peningkatan sumber daya manusia di Alkhairaat itu sendiri,” pungkasnya. (FALDI)