PALU – Beredar surat berbunyi pengancaman terhadap Prof. Jayani dari kelompok yang mengatasnamakan tokoh masyarakat Kelurahan Tondo.
Surat yang mengatas namakan Keluarga Besar Forum Sintuvu Maroso Untad dan Keluarga Pangkalan ojek Tondo Ngapa itu, ditandatangani oleh seseorang yang mengaku tokoh masyarakat setempat, yakni P. Lino selaku Ketua dan Dhanu selaku sekretaris.
Perihal surat itu adalah, ajakan jaga kedamaian bagi Anggota Kelompok Peduli Kampus (KPK) Untad. Dalam surat, tegas disampaikan permohonan kepada Prof. Jayani selaku ketua KPK Untad, untuk tidak lagi mengusik mantan Rektor Untad, Prof. Basir, yang kini menjabat sebagai ketua senat Untad.
Forum dan kelompok keluarga pangkalan ojek itu memohon kepada Prof. Jayani dan kawan-kawan untuk menghentikan ucapan dan tulisan menghina dan memfitnah mantan rektor, Prof. Basir Chio.
Dalam surat juga disampaikan, surat yang mereka kirimkan kepada Prof. Jayani adalah surat pertama sekaligus yang terakhir, sebagai bentuk peringatan serius dari tokoh masyarakat.
“Mohon hentikan perbuatan bafitnah bapak. Mari kita jaga perdamaian antara kita warga masyarakat, jangan bapak dan temannya bapancing, kita saling menghargai. Tapi dari bapak saja, kalau sudah kami ingatkan baik-baik tapi bapak masih menyerang pribadi mantan rektor, kita lihat saja bagaimana paling baiknya, maka itu kami tempuh pak profesor. Maaf Prof . Jayani Nurdin. Baku Hargai kita le,” tulis surat tersebut.
Terkait dengan surat tersebut, sejumlah tokoh masyarakat Kelurahan Tondo yang lainnya mengaku sangat perihatin jika surat itu benar-benar dari tokoh masyarakat Tondo.
“Jika benar surat itu dari saudara kami di Tondo, kami katakan itu sangat keliru dan tidak etis jika persoalan internal Untad harus mendapat intervensi dari masyarakat,” kata, salah satu tokoh Masyarakat Kelurahan Tondo berinisial PA. Senin (13/09).
PA mengaku sedang mengikuti perkembangan masalah-masalah yang ada di Kampus Untad saat ini melalui pemberitaan di media lokal maupun nasional. Itupun dikarenakan merasa memiliki, sebagai masyarakat yang ada di lingkar kampus Untad. Tetapi sebagai masyarakat tidak punya hak untuk mencampurinya.
“Yang bermasalah mereka yang ada di internal Untad. Kenapa kita memaksakan diri masuk ke ranah itu? Kami paham juga apa porsi kami,” cetusnya.
Meski demikian, PA yang didampingi sejumlah tokoh lainnya berjanji, akan mengecek kebenaran asal muasal surat tersebut. Karena diyakini, surat tersebut hanyalah kamuflase yang sengaja dibuat oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, yang sengaja menggiring opini seakan masyarakat Kelurahan Tondo memihak kepada mantan rektor, agar kelompok KPK Untad merasa tertekan.
“Sekali lagi jangan bawa-bawa masyarakat. Kami juga paham ranah mana yang bisa kami masuki dan mana yang tidak,” tegasnya.
PA juga menyampaikan, pengirim surat yang mengatasnamakan Forum Sintuwu Maroso adalah palsu. Sebab, tidak ada forum tersebut di Kelurahan Tondo. Kecuali pengurus pangkalan ojek.
“Tidak ada forum itu di Tondo. Yang ada itu Pangkalan Ojek Sintuvu Maroso,” jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Dhanu yang tercatat menandatangani surat itu sebagai sekretaris Forum dan pengurus Pangkalan Ojek menepis jika dirinya terlibat dalam pengiriman surat kepada Prof. Jayani. Bahkan mengaku, tidak mengetahui surat tersebut.
“Tana kono (tidak benar), saya tidak tahu menahu itu (surat),” tepis pria bernama lengkap Ramadhan itu. (Rifay)