NAMA Sayyid Idrus bin Salim Aljufri tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat Sulawesi Tengah (Sulteng) bahkan di wilayah Indonesia Timur. Sebab, di masa hidupnya ulama yang sering disebut Guru Tua itu tampil mengibarkan panji-panji akal budi pekerti dan ilmu pengetahuan. Untuk melakukan syiar agama dan mencerdaskan umat Islam dengan pendidikan agama di Sulteng ,Habib rela menyisahkan waktunya berdakwa hingga kepelosok-pelosok desa.
Kabupten Parigi Moutong (Parimo) salah satu daerah yang terbilang sering dikunjungi oleh ulama kharismatik kelahiran Taris, Hadramaut pada hari Senin 14 Maret 1892 atau 1309 Hijriah itu.
Dari beberapa desa yang dikunjunginya Desa Ulatan, Kecamatan Palasa, merupakan salah satu desa yang pernah dikunjunginya pada tahun 1965 silam. Oleh warga setempat, kehadiran ulama yang paling berpengaruh di Indonesia Timur saat itu, tidak hanya sekedar memberikan khazanah keilmuan, namun menjadi berkah tersendiri yang hingga saat ini terus dirasakan.
Di desa itu, terdapat sebuah sumur berukuran kecil tempat berwhudhu, yang kini berubah menjadi mata air siap konsumsi. Bahkan sebagian warga menyakininya dapat menjadi sebab penyembuhan penyakit jika dikonsumsi secara rutin.
Rahali Lamatande, salah seorang tokoh agama di desa tersebut menuturkan, kedatangan Guru Tua di Desa Ulatan guna melakukan penancapan tiang Madrasah Diniyah Alkhairaat di Desa Ulatan.
“Ketika Guru Tua mau melaksanakan sholat kemudian menggunakan mata air yang saat itu masih berupa sumur kecil untuk berwhudu,” ujarnya.
Menurutnya, sejak saat itulah oleh warga setempat, mulai mengkonsumsi mata air tepat berada diantara kompleks Alkhairaat dan Masjid Daarussalam tersebut, tanpa melalui proses memasak terlebih dahulu.
“Awalnya hanya berupa sumur kecil, namun semakin hari berubah mata airnya semakin besar dan tidak kering meskipun saat musim kemarau dan diambil puluhan warga setiap harinya,” urainya.
Dia menuturkan, seiring berjalannya waktu mata air itu tidak hanya dikonsumsi oleh warga desa setempat, namun hampir seluruh warga Kecamatan Palasa, bahkan datang juga dari kecamatan dan kabupaten lain.
“Sekarang bukan hanya warga Kecamatan Palasa yang mengambil air itu untuk dikonsumsi, tapi ada juga dari Kecamatan Tinombo bahkan warga dari Pantai Barat, Kabupaten Donggala. Bagi kami Guru Tua tidak hanya datang membawa pencerahan ilmu agama,namun memberikan berkah, ” urainya.
Ia menambahkan, setiap hari puluhan orang mengambil air di tempat dengan menggunakan berbagai wadah, mulai jerigen dan galon. Aktivitas itu, mulai pukul 06.00 wita sampai dengan menjelang sholat Isya.
“Tidak ada putus-putusnya orang datang mengambil air da datang berjalan kaki adapula menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat,” sebutnya.
Lanjut dia, sebagian warga yang mengambil tidak sekedar untuk dikonsumsi, namun difungsikan sebagai terapi kesembuhan dari berbagai jenis penyakit.
“Menurut cerita yang saya pernah dengar ada salah seorang warga mengambil air ini untuk terapi penyembuhan penyakit istrinya. Alhamdulillah atas izin Allah istrinya sembuh dari penyakit dideritanya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Ulatan, Abd Hafid mengatakan, keberadaan mata air itu sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-sehari, terutama untuk dikonsumsi. Apalagi jika warga sedang melaksanakan hajatan,baik pernikahan maupun maupun hajatan lainnya.
Dia menambahkan, dari total 5021 jiwa penduduk Desa Ulatan hampir sekitar 70 persen mengunakan air tersebut untuk dikonsumsi setiap harinya.
“Kwalitas air sangat layak dikonsumsi,sebab walaupun disimpan dismpan berbulan-bulan dalam wadah tidak sedikitpun terlihat zat kapur atau berlumut. Hal itu dibuktikan, sudah bertahun-tahun dikonsumsi warga tanpa melalui proses memasak terlebih dahulu tidak pernah terdengar ada keluhan sakit perut apalagi sampai meninggal,” tekannya.
Dia mengatakan, untuk mencegah terjadinya longsong dimata air tersebut, Pemerintah Desa (Pemdes) Ulatan membangun beton keliling di sekitarnya.
“Agar tanah disekelingnya tidak longsor dan menutupi mata air, kita pasangkan tanggul keliling ,” tutupnya. (BAMBANG)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.