Sulteng Dorong Industri Nikel Ramah Lingkungan untuk Masa Depan Ekonomi

oleh -
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Rudy Dewanto menabuh gong dimulainya Konferensi Nasional Mineral Kritis Indonesia di Aston Hotel, Jalan Wolter Monginsidi, Kota Palu Rabu (9/10). (Foto: MAL/IKRAM)

PALU- Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Rudy Dewanto menekankan perlunya pengelolaan sumber daya berkelanjutan yang menyeimbangkan manfaat ekonomi dengan pertimbangan lingkungan dan sosial.

“Indonesia, termasuk Sulawesi Tengah, menghadapi tantangan besar dalam mengelola sumber daya mineralnya. Sangat penting bagi kita untuk tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi tetapi juga pada pelestarian lingkungan dan memastikan keberlanjutan jangka panjang,” kata Rudy saat membuka Konferensi Nasional Mineral Kritis Indonesia di Aston Hotel, Jalan Wolter Monginsidi ,Kota Palu Rabu, (9/10).

Rudy mengatakan, konferensi tersebut sebagai momentum strategis untuk mengatasi berbagai isu utama seputar tata kelola dan pengelolaan mineral penting, khususnya nikel.

BACA JUGA :  Pentas Seni Meriahkan Milad Alkhairaat di Palu

Rudy mengatakan, peran penting nikel secara global, terutama sebagai komponen utama dalam industri baterai dan kendaraan listrik. Dengan meningkatnya permintaan akan sumber energi terbarukan dan kendaraan listrik, Indonesia, sebagai salah satu produsen nikel terkemuka di dunia, menghadapi tanggung jawab yang besar.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Kata Rudy adalah bagaimana memastikan industri nikel berkembang dengan tetap menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan perlindungan ekosistem.

“Sulawesi Tengah, sebagai daerah penghasil nikel utama, memiliki peran penting dalam penerapan praktik pertambangan berkelanjutan,”kata Rudy.

BACA JUGA :  LMS Wilayah Desa di Sulteng Masih Terkendala Blankspot

Olehnya Rudy memperingatkan potensi dampak negatif eksploitasi sumber daya jika tidak diatur dengan baik.

“Eksploitasi yang tidak terkendali dapat mengakibatkan konsekuensi lingkungan dan sosial yang parah,” imbuhnya.

Konferensi tersebut bertujuan untuk mendorong diskusi tentang praktik tata kelola yang baik, teknologi ramah lingkungan, dan keterlibatan aktif masyarakat setempat dalam memanfaatkan peluang dalam industri nikel.

Konferensi Nasional diprakarsai oleh 15 organisasi masyarakat sipil dengan tema “Pengolahan Mineral Indonesia Telaah Kritis Industri Pertambangan dan Hilirisasi Nikel dengan Perspektif Keadilan Sosial dan Lingkungan”.

Reporter : IKRAM