PALU- Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) diminta oleh pemerintah pusat untuk menjadi Provinsi percontohan toleransi pada tahun toleransi 2022.

Olehnya saling menghormati dan menghargai menjadi bagian penting dalam membangun kerukunan antar umat beragama.

Menyikapi hal tersebut Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng, Prof. Zainal Abidin sangat menyambut gembira Sulteng menjadi provinsi percontohan toleransi dan sekaligus tantangan, benar-benar menciptakan satu situasi yang sangat kondusif, terkait kerukunan umat beragama Sulteng.

Ia mengatakan, tugas pokok FKUB, bagaimana menciptakan situasi yang damai, harmonis dan damai di antara umat beragama Provinsi Sulteng.

“Menyambut tahun toleransi 2022 ini, situasi kondisi kehidupan antar umat beragama semakin baik,” kata Zainal ditemui di kediamannya Jalan Pue Bongo, Kota Palu, Sabtu (30/4).

Ia menyebutkan, berita-berita hoaks, kebencian, fitnah dan dengki akan dicoba diantisipasi, sehingga masyarakat kita benar-benar mendapatkan informasi valid dan shahih, tetapi tidak menjadi penyebar berita-berita hoaks dan fitnah.

“Sebab bila berita-berita hoaks dan fitnah itu, selalu diputar dan disampaikan kepada masyarakat, bisa menjadi satu kebenaran,” sebutnya.

Olehnya, lewat tahun toleransi dan percontohan Sulteng kedepan, FKUB adalah bagian penting sebagai mitra pemerintah bekerja semaksimal mungkin, agar supaya apa yang diharapkan untuk membina situasi kerukunan di Sulteng lebih baik.

Hingga pada gilirannya, kata dia, Sulteng benar-benar menjadi provinsi yang toleran, harmonis, damai, rukun dan pada waktunya tercipta kesejahteraan.

Untuk itu dalam menyambut tahun toleransi, ujarnyaa, perlu memberi pemahaman kepada masyarakat apa sesungguhnya toleransi itu dan disosialisasikan.

Dan saat ini pihaknya sedang melakukan sosialisasi terkait dengan toleransi. Adapun kegiatannya antara lain, kunjungan ke majelis-majelis tinggi agama, muhibah kerukunan ke 13 kabupaten/kota Sulteng salahsatu diantaranya menjelaskan apa sesungguhnya toleransi dan kenapa dicanangkan 2022 tahun toleransi.

” lToleransi itu intinya menghargai dan menghormati orang berbeda dengan kita, selalu pihaknya ingatkan tidak sama dengan mengakui.

“Kita benar hanya sekadar menghormati dan menghargai orang yang berbeda, tetapi belum ada hal-hal tertentu yang kita akui , apalagi menyangkut hal-hal bersifat akidah, tentunya sangat berbeda.

“Menghargai dan menghormatinya itu bagian penting dalam membangun kerukunan dan kedamaiaan antara umat beragama, demikian sebaliknya,” jelasnya.

Reporter: IKRAM